Harapan Pasca Pilkada, Jangan Jadi Pemimpin Seperti Pria Hidung Belang

Pria Hidung Belang, Manis Diawal Berakhir Dicampakkan

Syahril Abdillah By Syahril Abdillah
6 Min Read
Harapan Pasca Pilkada, Jangan Jadi Pemimpin Seperti Pria Hidung Belang (Ilustrasi)
Oleh: Sinwani (Yon Wiji)
- Advertisement -

jfid – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2024, akan menjadikan momen yang sangat sakral diseluruh wilayah se-Indonesia, terkhusus di Kabupaten Bangkalan.

Pilkada Bangkalan akan diikuti oleh dua bakal calon kepala daerah, mereka merupakan sama-sama putra terbaik yang akan menjadi orang nomor satu di kabupaten yang memiliki julukan Kota Dzikir dan Sholawat ini.

Kedua bakal calon ini akan di tetapkan sebagai calon oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bangkalan pada tanggal 23 September 2024 mendatang, jika dari keduanya sama-sama memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh KPU.

Dari kedua bakal calon tersebut memiliki latar belakang akademis dan aktivis. Namun penulis beranggapan, bahwa berintelektual saja tidak cukup untuk menjadi kepala daerah, tetapi harus juga memiliki kemampuan memimpin yang memiliki integritas, pengalaman, dan visi misi yang jelas untuk memajukan Kabupaten Bangkalan kedepan.

Ad image

Sebab, masyarakat memiliki harapan besar terhadap para calon yang terpilih nanti, yakni harus mampu menghadapi berbagai macam tantangan kedepan, mulai dari pendikan, kesehatan, infrastruktur, dan pembuangan sampah akhir yang sampai saat ini belum bisa teratasi, serta kearifan lokal masyarakat Bangkalan yang harus di perhatikan oleh kedua calon tersebut.

Penulis memiliki empat persoalan yang harus diselesaikan oleh kedua paslon yang ada di Pilkada Bangkalan tahun 2024 ini.

1. Peningkatan Infrastruktur Pendidikan

Sampai saat ini, Kabupaten Bangkalan masih berada di bayang-bayang sebagai kota tertinggal di Jawa Timur, lebih-lebih dalam urusan insfrastruktur pendidikan.

Menurut pengamatan penulis, di Bangkalan masih ada kesenjangan terkait infrastruktur pendidikan antara di kota dan di pelosok desa. Menurut hasil pengamatan penulis, ada salah satu sekolah di pelosok desa sana, sebut saja SDN Tlokoh 3, Kecamatan Kokop, disana sangat tidak layak huni. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan kondisi di perkotaan, jika di perumpakan antara langit dan bumi, sungguh miris bukan.

Hal itu yang harus di perhatikan betul oleh para calon Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan. Harapan besarnya adalah jangan sampai ada perbedaan antara kota dan di pelosok desa, mereka berhak memiliki fasilitas yang memadai, termasuk ruang kelas yang layak, gedung yang bagus, laboratorium, dan akses internet.

2. Kepedulian Terhadap Ekonomi

Kita ketahui bersama, bahwa lapangan pekerjaan di Kabupaten Bangkalan sampai saat ini masih sangat minim, tak jarang para pemuda yang baru lulus sekolah atau bahkan baru lulus dari perguruan tinggi masih sangat sulit mendapatkan pekerjaan. Pengangguran dimana-mana, sehingga tak jarang angka kriminalitas hampir tak terbendung di kota Dzikir dan Sholawat ini. Diyakini oleh penulis hal itu bisa terjadi karena minimnya lapangan pekerjaan.

Hal itu yang perlu penulis tekankan juga kepada masing-masing pasangan calon kedepan, bahwa lapangan pekerjaan atau pertumbuhan ekonomi di Bangkalan harus di jadikan persoalan pertama dan yang utama oleh calon Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan kedepan.

3. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan menjadi paling urgen di kalangan masyarakat, terutama yang jarak tempuhnya jauh dari perkotaan, tak jarang masyarakat di pelosok desa sangat kewalahan jika berurusan dengan fasilitas kesehatan, sering terjadi ada beberapa masyarakat hendak ingin berobat, atau ingin melahirkan, terkadang di sebagian puskesmas, fasilitasnya tidak memadai sehingga harus dilarikan ke puskesmas kecamatan lain, hal ini perlu adanya kesetaraan pelayanan, minimal fasilitasnya harus memadai agar masyarakat bisa memudahkan masyarakat di pelosok desa.

4. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

TPA merupakan isu sentral yang ada di Kabupaten Bangkalan, samapai saat ini Bangkalan belum memiliki TPA, semenjak TPA hang ada di Kecamatan Socah dipaksa tutup oleh warga sekitar, sampai saat ini Bangkalan masih belum memiliki TPA.

Alhasil, sampai saat ini sampah-sampah terus berserakan di sebagian tepi jalan, karena belum adanya tempat pembuangan akhir. Akibatnya jika ini dibiarkan, tentu membuat ketidak nyamanan pengguna jalan, resiko kesehatan, dan mencermarkan lingkungan, serta akan menyebabkan banjir.

Semua itu merupakan keluhan masyarakat secara umum yang disimpulkan oleh penulis, berharap kedua calon Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan yang muncul saat ini, mampu memberikan solusi yang terbaik nantinya untuk Bangkalan.

Penulis memiliki pesan kepada kedua calon yang terpilih nantinya. “Jangan jadikan jabatan sebagai ladang memperkaya diri, tapi jadikanlah jabatan sebagai jembatan pengabdian terhadap masyarakat, adil, jujur, efektif, komitmen dalam memimpin yang bisa memajukan kesejahteraan rakyat,”… Jangan seperti pria hidung belang, manis diawal saat merayu gadisnya, tapi dicampakkan tak berakhir di pelaminan.

*** Penulis: Sinweni Kader PMII Komisariat STKIP PGRI Bangkalan

- Advertisement -
Share This Article