Sejarah panjang Indonesia telah melahirkan perpaduan budaya yang unik, termasuk dalam kulinernya. Pengaruh India, China, Arab, dan Eropa berpadu dengan cita rasa lokal, menghasilkan hidangan Natal dan Tahun Baru yang khas Indonesia.
Menjelajahi Keberagaman Kuliner
Di Sumatera Utara, Manuk Napinadar (ayam panggang bumbu kuning) dan Ikan Arsik (ikan mas bumbu kuning) menjadi primadona di meja makan Natal. Di Jawa, aroma Opor Ayam dan Rendang yang gurih menggoda selera. Sementara di Sulawesi Utara, Klappertaart (kue kelapa) dan Tinutuan (bubur Manado) menghangatkan suasana Natal.
Lebih dari Sekadar Hidangan
Memasak dan menyantap hidangan tradisional bersama keluarga bukan hanya tentang memuaskan rasa lapar. Tradisi ini menjadi momen kebersamaan, berbagi cerita, dan melestarikan warisan budaya.
Menyimpan Cerita dan Makna
Setiap hidangan tradisional menyimpan cerita dan makna. Kue Nastar dengan isian selai nanas melambangkan keberuntungan, Kue Putri Salju melambangkan kesucian, dan Kue Lapis Legit melambangkan jenjang kehidupan.
Menghidupkan Tradisi di Era Modern
Di tengah modernisasi, tradisi kuliner Natal dan Tahun Baru Nusantara tetap lestari. Generasi muda antusias mempelajari resep tradisional dari orang tua dan nenek, dan tak jarang berkreasi dengan sentuhan modern.