jfid – TGH Muhammad Adam, Pimpinan Ponpes Mambaul Bayan, Kopang, Lombok Tengah mengundang Anggota DPRD NTB H Ruslan Turmuzi untuk menghadiri acara santunan untuk anak yatim dan orang tua jompo, Minggu (7/3) kemarin.
Sebagai sahibulbait, TGH Muhammad Adam memberi laporan bahwa ada 43 anak yatim yang akan disantuni. Ditambah 17 orang tua jompo. Sehingga totalnya 60 orang. Namun, pada hari pemberian santunan tiba, mendadak anak yatim dan orang tua jompo yang hadir jumlahnya 200 orang.
“Saya menyampaikan permohonan maaf kepada beliau. Tapi, beliau malah tidak mempermasalahkan hal yang seperti itu. Semua anak yatim dan orang tua jompo yang hadir diberikan santunan,” tuturnya.
Mengenal Ruslan Turmuzi lima tahun silam, sesungguhnya TGH Muhammad Adam jarang bersua secara langsung dengan politisi PDI Perjuangan tersebut lantaran kesibukan masing-masing.
“Tapi kapanpun kami mengundang. Beliau akan selalu hadir,” kata TGH Muhammad Adam.
Padahal, kata ulama kharismatik ini, dirinya dan jamaah pondok pesantrennya bukanlah pendukung Ruslan Turmuzi untuk duduk di DPRD NTB. Kecamatan Kopang, memang berada di daerah pemilihan utara di Lombok Tengah. Sementara Ruslan melenggang ke DPRD NTB dari daerah pemilihan Lombok Tengah selatan meliputi Kecamatan Peringgarata, Jonggat, Praya Barat, Praya Barat Daya, Pujut, dan Kecamatan Praya Timur.
“Karena itu, buat kami, beliau adalah figur yang langka. Membantu masyarakat tidak pernah berdasarkan dapil. Beliau membantu dengan ikhlas,” katanya.
Tidak Pakai Lama, Semua dibantu dan Semua diurus
Maka, jadilah jejak-jejak masyarakat yang dibantu Ruslan Turmuzi pun terserak dimana-mana di Lombok Tengah. Aneka macam bentuknya. Mulai dari bantuan untuk pondok pesantren, bantuan msyarakat petani, bantuan masyarakat untuk perbaikan jalan, perbaikan saluran irigasi, perbaikan jalan lingkungan, atau juga berbagai macam santunan.
Dan semua proses bantuan-bantuan itu kata TGH Muhammad Adam, tidak ada yang pakai lama. Semua dibantu. Semua diurus.
“Hari ini kita sampaikan permasalahan masyarakat kepada beliau. Maka beliau sudah langsung action,” katanya.
Lain di Kopang, lain pula di Praya. Haji Muhammad Zakir, Bendahara Pembangunan Masjid Jamik Guru Bangkol, Praya, menuturkan bagaimana kontribusi Ruslan Turmuzi dalam pembangunan masjid di Gumi Tatas Tuhu Trasna.
“Nyaris tidak terhitung berapa pembangunan masjid dimana Pak Ruslan memberi kontribusi,” kata Lalu Zakir.
Kontribusi terbesar Ruslan tentu saja pada pembangunan Masjid Jamiq yang merupakan salah satu masjid tertua di Lombok. Masjid ini adalah masjid bersejarah. Dibangun pada tahun 1.800-san. Kini sedang dipugar dan sedikitnya akan menelan anggaran Rp 26 miliar.
Sebetulnya masjid tersebut adalah milik Pemkab Loteng. Oleh seluruh tokoh masyarakat, Ruslan kemudian didaulat menjadi ketua pembagunan. Kini, masjid tersebut hampir rampung dan sudah fungsional. Menjadi salah satu masjid yang megah di Pulau Seribu Masjid.
“Sangat banyak beliau membantu pembangunan. Bukan hanya kebutuhan uang dan anggaran. Yayasan bahkan dibantu mobil oleh Pak Ruslan,” katanya.
Haji Muhammad Zakir juga tahu. Bahwa Kecamatan Praya bukanlah daerah pemilihan Ruslan Turmuzi. Tali, masyarakat dapil utara dibantu. Masyarakat dapil selatan juga dibantu. Tidak dibeda-bedakan. Tidak dipilih-pilih.
“Saya rasa, hanya beliau anggota dewan yang begini. Kalau yang lain ini kan pilih-pilih. Beliau tidak,” kata Zakir.
Bahkan katanya, mereka yang baru kenal pun bisa langsung bisa dibantu. Jangankan yang sudah kenal lama. “Dengan spontan disiapkan. Bahkan tidak selalu pakai dana aspirasi. Beliau memakai dana pribadi,” katanya.
Masih di Praya. Salehudin Rais memberi cerita. Bagaimana SMA Ponpes Darul Muhajirin juga mendapat bantuan perangkat komputer dari Ruslan Turmuzi. Bantuan komputer tersebut sungguh bermanfaat untuk para siswa di sana. Mengingat ujian nasional untuk para siswa saat ini memang berbasis komputer. Tidak lagi berbasis kertas dan pensil seperti sebelumnya.
Hal yang sama juga dirasakan Alimudin, pimpinan Ponpes di Desa Kabul, Lombok Tengah. Para siswanya sangat merasakan kemanfaatan bantuan yang diberikan Ruslan di pondok pesantren tersebut.
“Sungguh kami bersyukur dipertemukan dengan beliau,” kata Alimudin.
Ruslan bahkan kata dia, bukanlah figur yang susah ditemui. Bukan susah dihubungi. Bahkan untuk orang yang tidak dikenal sebelumnya bisa datang meminta bantuan. Bukan melulu soal uang. Sebab, Ruslan acap membantu dalam banyak hal. Semisal mereka yang tidak mampu tapi berkeinginan melanjutkan studi. Maka Ruslan mencarikan bantuan beasiswa.
Untuk membantu pondok pesantren juga begitu. Tidak ditanya apakah pondok pesantren tersebut milik Nahdlatul Ulama, Nahdlatul Wathan, atau Darul Muhajirin, atau Ponpes mana. Semua dibantu tanpa pandang bulu.
Pun begitu soal Ruslan yang selalu berada di tengah-tengah masyarakat. Ruslan kata Alimudin, tidak hanya turun ke masyarakat saat reses.
“Hari-hari lain pun Pak Ruslan blusukan dan menyerap aspirasi masyarakat di Lombok Tengah,” katanya.
Mendorong Kemandirian Ekonomi
Di periode-periode awal sebagai anggota dewan, sentuhan Ruslan Turmuzi ke tengah masyarakat melang lebih cenderungke charity, bantuan sosial. Namun dalam dua periode terakhir, konsep mendorong kemandirian ekonomi mulai didorong Ruslan dalam setiap kegiatannya.
Aktivis NGO senior Lombok Tengah, Yuli Harhari menilai Ruslan Turmuzi ialah wakil rakyat yang ideal, karena tidak memilih dan memilah sasaran programnya.
“Beliau ini benar-benar menempatkan dirinya sebagai wakil rakyat Lombok Tengah. Tidak lagi memandang yang mendukung atau tidak mendukung,” kata Yuli Harhari.
Bagi Yuli, Ruslan Turmizi adalah sosok pejabat publik selaku wakil rakyat yang amanah. Tak jarang, untuk mencarikan solusi dari masalah masyarakat, Ruslan menggunakan dana prbadinya untuk membantu secara spontan.Tidak menunggu program.
“Boleh ditanya di Utara juga, nama beliau pasti dikenal. Karena dia tidak pilih-pilih, siapa pun dia bantu, itulah kelebihan beliau yang jarang dan beda dengan (wakil rakyat) yang lain. Biasanya kebanyakan kan hanya memperhatikan pendukungnya saja,” katanya.
Yuli menjelaskan, Ruslan Turmizi juga sangat konsern mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.
Program yang kini digagas adalah pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber ekonomi multi bisnis. Modal yang diberikan kepada masyarakat berupa stimulan untuk modal usaha.
“Masyarakat bisa memanfaatkan pekarangannya sebagai sumber ekonomi multi bisnis. Jadi ada hidroponik, ada perikanan dan ayam kampung. Kita bentuk satu ekosistem di pekarangan, air dari hortukultura dan kotoran ayam bisa menjadipakan lele, dan seterusnya,” katanya.
Menurut Yuli, ini luar biasa. Sebab, berdasarkan data di Lombok Tengah ada lebih dari 3 ribu hektare lahan pekarangan masyarakat yang belum dimanfaatkan secara optimal sbagai sumber ekonomi keluarga.
“Kami kasih masukan ke pak Ruslan Turmuzi bahwa ke depan tidak hanya charity tetapi bagaimana setiap kegiatan beliau berorientasi ke kemandirian ekonomi. Nah, salah satu hasilnya adalah program yang kita laksanakan saat ini,” katanya.
Pembina Lembaga Dakwah NU Lombok Tengah, Lalu Muhammad Wildan Asyad juga menyatakan salut dan angkat topi untuk Ruslan Turmizi.
Ia menilai Ruslan Turmizi tipe pemimpin yang mau mendengar, memikirkan, dan benar-benar mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
“Beliau luar biasa. Selama ini belum ada anggota dewan yang bertahan lima periode seperyi pak Ruslan Turmuzi. Ini artinya perjuangan beliau tulus dan masyarakat memang mencintainya dengan tulus juga. InsyaAllah,” katanya.
Bapak Angkat
Setali tiga uang dengannya, tokoh masyarakat Desa Pengenjek, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, H. Abdul Mannan, S.Ag, mengaku sangat mengagumi sosok Ruslan. Bahkan, warga desa di sana menganggap Ruslan Turmuzi sebagai bapak angkat mereka.
“Hampir semua masyarakat Pengenjek mengatakan Beliau (Ruslan) sebagai bapak angkat kami,” ujarnya.
H. Mannan menceritakan, Desa Pengenjek pada musim kemarau sangat kesulitan air bersih. Apalagi masjid di sana perlu diairi. Singkatnya, terdapat mata air di tanah milik warga. Pengurus desa sepakat membeli, namun justru dihibahkan oleh pemiliknya.
Karena jarak sumber air ke masjid sekitar 1 Km, maka warga meminta Ruslan membantu membuat pipa penyalur. Tanpa pikir panjang, Ruslan membantu.
“Peran beliau sangat besar dari awal pembangunan masjid beliau berkontribusi baik secara langsung maupun melalui program,” ujarnya.
H. Mannan yang juga menjabat Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Jonggat ini, mengatakan sumber air telah diuji lap dan layak minum. Kini PR ke depan akan menyalurkan ke tiap rumah warga. Ruslan pun akan membantu.
“PR kita tinggal menyalurkan ke masyarakat. Nanti pemasangan pipa kita sudah minta bantuan ke Pak Ruslan. Apalagi air ini bisa diminum langsung sudah diuji lap oleh Dikes dan layak diminum langsung,” katanya.
Bukan Orang Berlebih
Sesungguhnya, Ruslan bukanlah orang yang berlimpah materi. Namun, dia memilih tidak menunggu berlimpah untuk berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan.
Ruslan sudah duduk lima periode sebagai anggota DPRD NTB. Semenjak Pemilu tahun 1999. Berturut-turut dia tidak pernah absen terpilih menjadi wakil rakyat di Udayana, sebutan untuk Gedung DPRD NTB.
Pria asal Lombok Tengah ini bukan pula lahir dari keluarga politisi kondang. Dia adalah politisi yang berasal dari masyarakat kebanyakan. Masyarakat biasa. Namun, 25 tahun menjadi wakil rakyat, Ruslan bukannya memupuk kebahagiaan sendiri. Namun, membaginya kepada masyarakat.
“Dengan berbagi, kita memiliki banyak saudara,” kata Ruslan.
Dia tak hendak menghitung apa yang sudah dilakukannya untuk membantu masyarakat tersebut. Dia hanya percaya, bahwa kebahagiaan terlahir kembar. Manakala kebahagiaan dibagi, maka kebahagiaan lain sudah pasti akan tercipta.
Soal dirinya yang membantu tanpa membeda-bedakan masyarakat di daerah pemilihan, Ruslan mengaku, hal itu dilakukannya, karena dirinya semata ingin kesejahteraan masyarakat bisa merata di Lombok Tengah. “Selebihnya, biarlah Allah SWT yang menilainya,” katanya.
Jika rakyat inggris punya Robin Hood, figur legendaris yang suka membantu masyarakat tidak mampu, maka Lombok Tengah punya H Ruslan Turmuzi. Dia juga adalah Robin Hood milik PDI Perjuangan, Partai Banteng Moncong Putih.