jfid – Israel adalah negara yang ahli dalam bermain propaganda dan desinformasi untuk membenarkan aksi-aksi brutalnya terhadap rakyat Palestina. Dengan menguasai media, Israel berhasil menciptakan narasi yang menguntungkan dirinya dan merugikan lawannya. Berikut adalah beberapa cara Israel ‘menipu’ dunia, termasuk Biden itu sendiri:
Mendefinisikan istilah perdebatan, dan memenangkan perdebatan.
Israel selalu berusaha menentukan kerangka perdebatan dengan menggunakan istilah-istilah yang menggambarkan dirinya sebagai korban dan Palestina sebagai teroris. Misalnya, Israel menyebut serangan udaranya sebagai “tindakan pembelaan diri” dan serangan roket Hamas sebagai “agresi”. Israel juga menghindari istilah “pendudukan” dan “penjajahan” yang mengacu pada status hukum wilayah Palestina yang diduduki olehnya.
Memanfaatkan stereotip
Israel tahu bahwa banyak orang di dunia memiliki pandangan negatif terhadap Islam dan Arab, sehingga ia memanfaatkan stereotip tersebut untuk mendiskreditkan Palestina. Israel sering menggambarkan Palestina sebagai negara yang tidak demokratis, tidak toleran, tidak modern, dan tidak beradab. Israel juga mengaitkan Palestina dengan kelompok-kelompok radikal seperti ISIS dan al-Qaeda, meskipun tidak ada hubungan antara mereka.
Mengandalkan kesalahan lawan
Israel selalu siap memanfaatkan kesalahan atau kelemahan lawannya untuk mendapatkan simpati dunia. Misalnya, ketika Hamas menyerang Israel dengan roket pada 7 Oktober 2023, Israel segera melancarkan serangan balasan yang jauh lebih dahsyat dan mematikan. Israel mengklaim bahwa ia hanya menargetkan infrastruktur militer Hamas, tetapi kenyataannya ia juga membombardir rumah-rumah sipil, sekolah, rumah sakit, dan media. Israel berharap bahwa dunia akan melihat Hamas sebagai pihak yang memulai konflik dan mengabaikan korban sipil Palestina.
Menjadi omnipresen, dan mengatakan hal yang sama
Israel memiliki jaringan media yang luas dan kuat, baik di dalam maupun di luar negeri. Israel juga memiliki banyak sekutu politik, ekonomi, dan militer di dunia, terutama di Amerika Serikat. Dengan menggunakan media dan sekutunya, Israel menyebarkan pesan-pesan propaganda yang konsisten dan seragam kepada publik dunia. Israel juga berusaha membuat lawannya tetap tidak terlihat atau tidak didengar oleh dunia.
Tidak memberikan kelonggaran
Israel selalu bersikap keras dan tidak kompromi dalam menangani konflik dengan Palestina. Israel tidak mau mengakui hak-hak dasar Palestina sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Israel juga tidak mau menghentikan kebijakan-kebijakan kontroversialnya, seperti pembangunan permukiman ilegal di wilayah pendudukan, penggusuran paksa warga Palestina, penahanan sewenang-wenang aktivis Palestina, dan pemblokiran akses ke sumber daya vital bagi Gaza.
Menyangkal, menyangkal, menyangkal
Israel selalu menyangkal atau meremehkan pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukannya terhadap rakyat Palestina. Israel juga menyangkal atau meragukan data-data yang menunjukkan penderitaan dan kematian rakyat Palestina akibat serangan-serangan Israel. Misalnya, ketika Presiden Biden meragukan jumlah korban tewas Palestina yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, ia sebenarnya mengulangi narasi propaganda Israel yang ingin menyembunyikan kekejaman perangnya.
Tempat perlindungan terakhir…
Ketika semua cara propaganda lain gagal, Israel selalu berlindung di balik klaim-klaim agama dan sejarah yang dipertanyakan. Israel mengklaim bahwa ia memiliki hak bersejarah dan keagamaan atas tanah Palestina, berdasarkan janji Tuhan kepada bangsa Israel kuno.
Israel juga mengklaim bahwa ia memiliki hak moral dan politik atas tanah Palestina, berdasarkan tragedi Holocaust yang dialami oleh bangsa Yahudi. Israel menggunakan klaim-klaim ini untuk menjustifikasi penaklukan dan penjajahan atas tanah Palestina, meskipun tidak ada bukti ilmiah atau hukum yang mendukungnya.
Dengan demikian, Israel telah ‘menipu’ dunia dengan berbagai cara propaganda dan desinformasi untuk mempertahankan kepentingannya dan menghancurkan harapan Palestina.
Namun, dunia tidak boleh tertipu oleh Israel, melainkan harus melihat fakta-fakta yang sebenarnya dan mendengarkan suara-suara yang terabaikan. Hanya dengan demikian, dunia dapat membantu menciptakan perdamaian dan keadilan bagi kedua belah pihak.