jfid – Terjadi fenomena alam menakjubkan dan menyeramkan di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Jutaan laron, serangga kecil yang biasa muncul saat musim penghujan tiba, berkumpul membentuk pola mirip bunga edelweiss.
Kejadian ini menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun TikTok @scorpioladv pada 23 September 2023.
Dalam video berdurasi 25 detik, ribuan laron saling menumpuk di lantai teras salah satu rumah warga.
Mereka menyembunyikan kepala ke bawah, sehingga yang terlihat hanya sayapnya.
Polanya tampak seperti keset atau karpet panjang hampir satu meter.
Jika dilihat dari jauh, pola itu menyerupai bunga edelweiss, bunga abadi yang tumbuh di pegunungan tinggi.
Namun, bagi pengidap trypophobia, penampakan ini bisa membuat merinding.
Trypophobia adalah ketakutan terhadap pola-pola berlubang kecil yang berdekatan, seperti sarang lebah, spons, atau pori-pori kulit.
Sekitar 15 persen orang di dunia mengalami trypophobia.
Pemilik akun TikTok yang mengunggah video tersebut tidak mengetahui kapan laron-laron itu berkumpul di depan rumahnya.
Ia juga tidak tahu apa yang menyebabkan mereka membentuk pola yang unik itu.
“Hmmm kok bisaa,” tulisnya dalam keterangan video.
Video tersebut mendapat berbagai komentar dari warganet.
Ada yang menganggap penampakan itu estetik dan menarik, sementara lainnya merasa ngeri dan ingin segera membersihkannya.
Ada juga penjelasan ilmiah tentang fenomena tersebut.
Salah satu komentator yang seorang mahasiswa biologi menyatakan bahwa laron-laron itu sedang melakukan proses metamorfosis.
Mereka mencari tempat aman untuk melepaskan sayapnya dan berubah menjadi semut.
“Mereka akan berubah jadi semut, jadi sayapnya dilepas.
Itu sebenarnya sayapnya yang dilepas, bukan laronnya,” tulisnya.
Laron adalah bentuk dewasa dari rayap, serangga yang dikenal sebagai hama kayu.
Rayap mengalami metamorfosis tidak sempurna, yaitu dari telur, larva, nimfa, hingga dewasa.
Saat dewasa, rayap memiliki sayap untuk terbang dan mencari pasangan.
Setelah kawin, rayap melepaskan sayapnya dan mencari tempat membuat sarang baru.
Sayap yang dilepas menarik perhatian predator seperti burung, katak, atau semut.
Oleh karena itu, rayap mencari tempat terlindung dari ancaman.
Namun, mengapa rayap atau laron berkumpul di lantai teras rumah warga? Dr. Rully Rahadian, ahli entomologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyatakan hal itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti cahaya, suhu, atau kelembapan.
“Rayap terbang tertarik oleh cahaya, jadi jika ada lampu terang di dekatnya, mereka akan menuju ke sana.
Mereka juga mencari tempat yang hangat dan lembap karena kondisi itu ideal bagi kehidupan mereka,”
Dr. Rully menambahkan bahwa fenomena laron membentuk pola seperti bunga edelweiss jarang terjadi.
Ia menyatakan hal itu mungkin disebabkan oleh gangguan atau ketidakseimbangan ekosistem di sekitar lokasi.
“Mungkin ada faktor lingkungan yang mengganggu siklus hidup mereka, sehingga perilaku mereka tidak normal,” ujarnya.
Fenomena alam ini menampilkan keajaiban dan keindahan tersembunyi di balik serangga kecil yang sering dianggap mengganggu.
Namun, bagi yang tidak suka atau takut dengan laron, disarankan untuk mencegah atau mengusir mereka dengan cara yang aman dan ramah lingkungan.
Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah menggunakan bawang putih, cuka, atau minyak kayu putih.
Bawang putih dipotong-potong dan diletakkan di tempat yang sering diserbu laron.
Cuka dicampur dengan air lalu disemprotkan ke laron.
Minyak kayu putih dioleskan ke lampu atau lilin untuk menghalau laron.