Elon Musk Makin Panas! Apple Bisa Kena Boikot Gegara Teknologi OpenAI

Lukman Sanjaya By Lukman Sanjaya
6 Min Read
Elon Musk Makin Panas! Apple Bisa Kena Boikot Gegara Teknologi OpenAI
Elon Musk Makin Panas! Apple Bisa Kena Boikot Gegara Teknologi OpenAI
- Advertisement -

jfid – JAKARTA CEO Tesla, SpaceX, dan media sosial X (dahulu dikenal sebagai Twitter), Elon Musk, baru-baru ini mengeluarkan ancaman mengejutkan terhadap raksasa teknologi Apple.

Ancaman ini muncul setelah Apple mengumumkan rencananya untuk mengintegrasikan teknologi dari OpenAI ke dalam sistem operasinya.

Musk, yang juga dikenal sebagai salah satu pendiri OpenAI, menyebut langkah ini sebagai “pelanggaran keamanan yang tidak dapat diterima.”

Ketegangan antara dua titan teknologi ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga membuka diskusi lebih luas tentang privasi, keamanan data, dan masa depan kecerdasan buatan (AI).

Ad image

Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai akar permasalahan, implikasinya, serta pandangan para ahli di bidang teknologi.

Latar Belakang Konflik

Pada awal Juni 2024, Apple mengumumkan beberapa fitur baru yang akan memperkuat ekosistem perangkatnya dengan kecerdasan buatan (AI).

Perusahaan ini menjalin kemitraan dengan OpenAI untuk mengintegrasikan teknologi ChatGPT ke dalam perangkatnya.

Langkah ini disebut-sebut akan membawa revolusi dalam cara pengguna berinteraksi dengan perangkat mereka, dengan memanfaatkan AI untuk menyediakan layanan yang lebih personal dan intuitif.

Namun, tidak semua pihak setuju dengan keputusan Apple ini.

Elon Musk, yang sebelumnya memiliki hubungan dekat dengan OpenAI, langsung mengungkapkan ketidakpuasannya.

Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Musk menegaskan bahwa ia akan melarang penggunaan perangkat Apple di seluruh perusahaan miliknya jika Apple melanjutkan integrasi ini.

Ia beralasan bahwa penggunaan AI dari OpenAI bisa menjadi celah keamanan yang serius.

“Itu adalah pelanggaran keamanan yang tidak dapat diterima,” ujar Musk, dengan nada tegas.

Privasi vs. Inovasi

Langkah Apple untuk mengadopsi teknologi AI dari OpenAI dilandasi oleh janji untuk tetap menjaga privasi pengguna.

Apple menyatakan bahwa AI ini dibangun dengan privasi “sebagai intinya” dan akan menggunakan kombinasi pemrosesan di perangkat dan komputasi awan untuk memastikan keamanan data.

Namun, Musk tidak terkesan dengan klaim ini.

“Sangat tidak masuk akal bahwa Apple tidak cukup pintar untuk membuat AI mereka sendiri, namun mampu memastikan bahwa OpenAI akan melindungi keamanan dan privasi Anda!” kata Musk dengan nada sinis.

Perdebatan ini mencerminkan ketegangan yang lebih besar di industri teknologi antara inovasi dan privasi.

Di satu sisi, kemajuan dalam teknologi AI menjanjikan banyak manfaat, termasuk peningkatan efisiensi dan personalisasi.

Namun, di sisi lain, kekhawatiran tentang bagaimana data pengguna dikumpulkan, disimpan, dan digunakan terus meningkat.

Pandangan Para Ahli

Dalam menghadapi ancaman Musk, beberapa pakar industri memberikan pandangan mereka.

Ben Bajarin, CEO perusahaan konsultan Creative Strategies, menganggap kecil kemungkinan ada banyak orang yang akan mengikuti jejak Musk dalam memboikot Apple.

“Apa yang [Apple] coba tambahkan ke dalam narasinya adalah ketika [data] keluar dan masuk ke cloud pribadi yang aman, hal serupa juga menyebabkan anonimisasi data pengguna dan firewall informasi tersebut kepada Anda,” jelas Bajarin.

“Apple benar-benar tidak pernah melihatnya.”

Bajarin menunjukkan bahwa Apple berusaha untuk mendidik konsumen tentang keamanan cloud pribadi, dengan memastikan bahwa data mereka tetap aman meskipun diproses di luar perangkat.

Langkah Lain Elon Musk

Sementara itu, Elon Musk sendiri tidak tinggal diam dalam menghadapi perkembangan AI.

Setelah meninggalkan OpenAI, ia mendirikan startup AI-nya sendiri, xAI, yang bertujuan untuk menawarkan alternatif bagi ChatGPT.

Pada putaran pendanaan terakhir, xAI bernilai sekitar $24 miliar atau setara dengan Rp391 triliun, dengan pendanaan seri B mencapai $6 miliar.

Dalam sebuah wawancara, Sam Altman, CEO OpenAI, menyatakan bahwa mereka tetap berkomitmen pada misi awal untuk mengembangkan AI demi kepentingan kemanusiaan, meskipun Musk menuduh OpenAI telah mengabaikan misi tersebut demi keuntungan.

Implikasi Masa Depan

Ketegangan antara Musk dan Apple ini bisa memiliki dampak besar pada masa depan teknologi AI dan privasi data.

Jika Musk benar-benar memboikot Apple, langkah ini bisa mempengaruhi hubungan bisnis antara perusahaan-perusahaan besar lainnya.

Selain itu, konsumen mungkin akan lebih kritis terhadap cara perusahaan teknologi mengelola data mereka.

Namun, ancaman Musk juga bisa dilihat sebagai langkah strategis untuk mempromosikan xAI.

Dengan menyerang OpenAI dan Apple, Musk mungkin berusaha untuk menarik perhatian dan dukungan bagi perusahaan barunya.

Ancaman Elon Musk untuk memboikot Apple jika mereka melanjutkan kemitraan dengan OpenAI adalah tanda betapa pentingnya isu privasi dan keamanan dalam dunia teknologi saat ini.

Sementara inovasi terus berkembang, kekhawatiran tentang bagaimana data pengguna dikelola tetap menjadi topik yang hangat.

Apakah ancaman Musk akan berdampak signifikan atau hanya menjadi bagian dari retorika dalam persaingan teknologi, masih harus dilihat.

Yang pasti, diskusi ini menunjukkan bahwa di era digital, privasi dan keamanan data adalah isu yang tidak bisa diabaikan.

- Advertisement -
Share This Article