jfid – Deni Puja Pranata adalah penyair dan sastrawan berkebangsaan Indonesia.
Deni Puja Pranata lahir di desa karangduak, kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Indonesia, pada 10 Oktober 1988.
Menyelesaikan studinya di jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya di Universitas Trunojoyo Madura.
Selain itu, dia juga seorang jurnalis dan pendiri media Advokasi.co, serta Pimpinan Redaksi di jurnalfaktual.id
Karyanya telah dihargai dan diakui dalam berbagai antologi, seperti “Memo untuk Presiden (2014). Antologi Jalan Bersama (Yayasan Panggung Melayu 2014). Antologi Wakil Rakyat (2013).
Antologi puisi bahasa Madura JHIMAT (Disparbud Sumenep 2014).
Antologi Nyanyian Para Pecinta (Ganding Pustaka 2015). Antologi Memo Anti Terorisme (Forum Sastra Surakarta 2016).
Antologi Laut Kenangan (UKM Nanggala Universitas Trunojoyo Madura, TANKALI 2017), dan Antologi Indonesia 2030 (Jejak Publihser 2017).
Salah satu karya puisinya yang paling dikenal adalah “Bukit Kapur”, yang dinilai sebagai puisi yang memberikan warna baru dan kesegaran dalam sastra.
Puisi ini berhasil meraih Anugerah Sastra Litera 2019, yang diselenggarakan oleh portal sastra Litera.
Penghargaan Anugerah Sastra Litera 2019 diterima Deni Puja Pranata yang dikemas dengan diskusi tentang “Sastra Pasca Koran”.
Pada tahun tersebut, satu puisi dan satu cerpen terpilih sebagai karya terbaik, dan judul mereka dipilih sebagai judul buku antologi puisi dan cerpen pilihan Litera 2019, yaitu “Reruntuhan di Bukit Kapur”
Puisi “Bukit Kapur” dipuji karena originalitasnya dan cara Deni Puja Pranata mengangkat topik yang tidak biasa.
Penyair Ahmadun Yosi Herfanda menilai bahwa puisi Deni Puja Pranata “memberikan warna dan kesegaran karya”, dianggap segar dan menarik, dan “Bukit Kapur” terasa original dari segi ide, diungkapkan dengan penguasaan yang terbaik, kadang subversif, dan sangat mendalam.
Deni Puja Pranata selain menulis puisi, juga menulis artikel, opini, esai, dan catatan Subversif.