jfid – Pada malam Jumat tanggal 22 Desember, panggung debat cawapres Pilpres 2024 menjadi saksi pergelutan ketat antara tiga kandidat utama: Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.
Debat tersebut menjadi sorotan bagi banyak pihak, tidak terkecuali para pengamat politik yang dengan cermat menilai penampilan serta keunggulan yang ditunjukkan oleh masing-masing kandidat.
Asrinaldi, seorang pengamat politik dari Universitas Andalas, bersama dengan Ardha Ranadireksa, seorang peneliti dari Charta Politika, menarik kesimpulan bahwa dalam debat cawapres tersebut, Gibran merupakan figur yang tampil paling mengesankan.
Keunggulan yang ditonjolkan oleh Gibran tampak dalam kemampuannya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memunculkan keraguan di kalangan masyarakat, menjelaskan dengan jelas program-program yang diusungnya, serta menyerang lawan-lawannya dengan argumentasi teknis yang kuat.
Tidak hanya itu, Gibran juga dinilai memiliki kecerdikan dalam memanipulasi opini publik dengan menunjukkan dirinya sebagai sosok yang memiliki pengetahuan luas, sedangkan lawan-lawannya terlihat tidak mampu menandinginya dalam hal tersebut.
Contohnya terlihat saat Gibran dengan percaya diri menanyakan Cak Imin mengenai State of the Global Islamic Economy (SGIE) dan Mahfud mengenai carbon capture and storage, yang sama-sama tidak dapat dijawab oleh kedua lawannya.
Namun demikian, penampilan Cak Imin dan Mahfud di debat tersebut dinilai masih memiliki kekurangan masing-masing.
Meskipun Cak Imin berusaha keras menegaskan dirinya sebagai bagian oposisi dengan memberikan kritik tajam terhadap pemerintahan Jokowi, namun kegoyahannya terlihat saat ditanya oleh Gibran mengenai SGIE.
Caranya dalam mengemas program dan visi-misi juga dinilai terlalu santai, bahkan terkesan cenderung kocak.
Sementara Mahfud, meskipun mampu mengendalikan serangan-serangan dari dua kandidat lainnya dengan mengaitkan isu ekonomi dengan penegakan hukum, namun penampilannya dinilai masih kurang tegas dalam mengungkapkan kelemahan-kelemahan pemerintahan.
Sikapnya yang terlihat kurang berani saat berhadapan dengan pertanyaan dari Komisi III DPR juga menjadi catatan tersendiri.
Kesimpulannya, dalam debat cawapres tersebut, Gibran berhasil tampil sebagai figur yang bersinar di atas panggung.
Namun, bagi Cak Imin dan Mahfud, masih terdapat ruang untuk peningkatan performa di debat-debat mendatang.
Keberhasilan Gibran tidak hanya memperkuat posisinya sebagai sosok yang meyakinkan, tetapi juga menempatkannya sebagai penantang yang cukup kuat dalam pertarungan Pilpres 2024.