Dari Essex Inggris ke Bali: Kisah Perempuan yang Berubah dari Pegawai Kantor Menjadi Tabib

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
5 Min Read
Dari Essex Inggris ke Bali: Kisah Perempuan yang Berubah dari Pegawai Kantor Menjadi Tabib
Dari Essex Inggris ke Bali: Kisah Perempuan yang Berubah dari Pegawai Kantor Menjadi Tabib
- Advertisement -

jfid – Lynette Allen, seorang perempuan asal Essex, Inggris, mengalami perubahan hidup yang drastis ketika dia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai kantor dan pindah ke Bali, Indonesia, bersama suami dan anaknya.

Di pulau tropis itu, dia menekuni profesi sebagai tabib yang menggunakan tanaman, khususnya kakao, sebagai bahan pengobatan. Dia juga mengelola komunitas daring untuk perempuan yang ingin berbagi cerita, meditasi, dan ritual.

Lynette mengatakan bahwa keputusannya untuk pindah ke Bali didasari oleh intuisinya yang merasa terpanggil ke tempat itu. Dia dan suaminya, Mark, yang sudah pensiun, awalnya tinggal di Spanyol, setelah dia bercerai dengan suami pertamanya.

Di Spanyol, dia mulai belajar tentang pengobatan dengan tanaman dan hal-hal spiritual yang kini menjadi bagian dari hidupnya.

Ad image

“Ketika di Spanyol, saya merasa terpanggil ke Bali. Saya bilang kepada Mark, ‘Bisakah kita ke sana dan tinggal di Bali sesaat?’ dan dia bilang, ‘Bisa’. Jadi kami pergi ke sana,” kata Lynette, yang kini berusia 50 tahun, dalam wawancara dengan BBC Indonesia.

Keluarga itu kemudian membeli lahan di Bali dan membangun rumah kayu berukuran 6×6 meter di kaki bukit. Di sekitar rumah mereka terdapat kebun pisang.

Putri mereka, Livvie, yang berusia 11 tahun, bersekolah di rumah. Lynette mengatakan bahwa dia sangat menikmati kehidupan yang sederhana dan dekat dengan alam.

“Saya suka sekali dengan rumah saya. Saya suka dengan kebun saya. Saya suka dengan suara burung dan binatang di sekitar saya. Saya suka dengan udara yang segar dan matahari yang bersinar. Saya suka dengan orang-orang yang ramah dan sopan di sini. Saya suka dengan budaya dan agama yang kaya dan indah di sini. Saya suka dengan makanan yang enak dan sehat di sini. Saya suka dengan semuanya,” kata Lynette.

Lynette mengaku bahwa dia tidak merindukan kehidupan di Inggris, yang dia anggap terlalu sibuk, stres, dan materialistis. Dia mengatakan bahwa dia lebih bahagia dan sehat di Bali. Dia juga merasa lebih bermanfaat bagi orang lain dengan profesi barunya sebagai tabib dan pengelola komunitas.

“Saya merasa bahwa saya memiliki tujuan hidup yang lebih jelas di sini. Saya merasa bahwa saya bisa membantu orang-orang yang membutuhkan pengobatan alami dan dukungan emosional. Saya merasa bahwa saya bisa memberikan inspirasi kepada perempuan-perempuan yang ingin mengubah hidup mereka menjadi lebih baik,” kata Lynette.

Lynette mengatakan bahwa dia mendapatkan banyak pelanggan dari berbagai negara yang tertarik dengan pengobatan kakao yang dia tawarkan. Dia menjelaskan bahwa kakao memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, seperti meningkatkan sirkulasi darah, menurunkan tekanan darah, meningkatkan mood, dan meredakan stres.

“Saya menggunakan kakao yang organik dan berkualitas tinggi, yang saya beli dari petani lokal. Saya membuat ramuan dari kakao dengan menambahkan bahan-bahan lain seperti madu, kayu manis, jahe, dan kunyit. Saya memberikan ramuan itu kepada pelanggan saya sebelum melakukan sesi pengobatan, yang meliputi pijat, akupunktur, dan terapi suara,” kata Lynette.

Selain pengobatan kakao, Lynette juga mengajarkan perempuan-perempuan yang bergabung dengan komunitasnya tentang cara-cara untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, seperti membuat jurnal, meditasi, dan ritual. Dia mengatakan bahwa dia ingin menciptakan ruang bagi perempuan untuk terhubung satu sama lain dan merayakan kehidupan.

“Saya percaya bahwa perempuan memiliki kekuatan yang luar biasa, tetapi sering kali tidak menyadarinya. Saya ingin membantu perempuan untuk menemukan kekuatan mereka, untuk mencintai diri mereka, dan untuk mewujudkan impian mereka. Saya ingin membantu perempuan untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka,” kata Lynette.

Lynette mengatakan bahwa dia tidak menyesal dengan keputusannya untuk pindah ke Bali dan menjadi tabib. Dia mengatakan bahwa dia merasa bersyukur dengan hidupnya yang sekarang. Dia juga berharap bahwa ceritanya bisa memberikan motivasi kepada orang-orang yang ingin melakukan perubahan hidup yang positif.

“Saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa hidup seperti ini. Saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa menjadi tabib. Saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa tinggal di Bali. Tetapi saya melakukannya. Saya mengikuti hati saya. Saya mengambil risiko. Saya mencoba hal-hal baru. Dan saya berhasil. Saya ingin mengatakan kepada orang-orang bahwa apa pun yang mereka inginkan, mereka bisa mendapatkannya. Asalkan mereka berani, percaya diri, dan beraksi,” kata Lynette.

- Advertisement -
Share This Article