China Kuasai Mineral Kritis Dunia, dari Lithium hingga Galium

jfid
By jfid
6 Min Read
- Advertisement -

jfid – Mineral kritis adalah mineral yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting bagi industri teknologi tinggi, seperti baterai kendaraan listrik, panel surya, dan magnet turbin angin. Beberapa contoh mineral kritis adalah lithium, grafit, kobalt, nikel, mangan, silikon, timah, logam tanah jarang (LTJ), tembaga, galium, dan germanium. Mineral-mineral ini memiliki peran strategis dalam membangun infrastruktur yang diperlukan untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target energi terbarukan.

China selama lebih dari satu dekade telah menjadi pemimpin dalam mineral kritis. China tidak hanya memiliki cadangan mineral kritis yang besar di dalam negerinya, tetapi juga berinvestasi besar-besaran di aset-aset pertambangan luar negeri. China juga mendominasi pemurnian dan pengolahan dari hampir semua komoditas industri dan sejumlah produk sampingan. China bahkan mampu mengontrol ekspor beberapa mineral kritis, seperti galium dan germanium, dengan alasan melindungi keamanan nasional.

Awal Mula Dominasi China

Dominasi China dalam mineral kritis dimulai pada awal 1992, ketika mantan pemimpin Deng Xiaoping menyoroti potensi negaranya untuk memimpin dunia dalam mineral kritis. Dia mengatakan bahwa Timur Tengah memiliki minyak dan China memiliki logam tanah jarang. Logam tanah jarang adalah sekelompok 17 unsur kimia yang memiliki sifat magnetik dan optik yang unik. Logam tanah jarang digunakan untuk membuat magnet turbin angin, kendaraan listrik, stasiun pangkalan nirkabel, radar pertahanan, sistem bidik senjata, dan laser.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, permintaan domestik China untuk komoditas industri mulai jauh melampaui cadangan lokal. China kemudian merespons dengan investasi besar-besaran pada aset-aset pertambangan luar negeri. China juga mengembangkan industri pemurnian dan pengolahan yang canggih dan murah untuk menghasilkan produk-produk bernilai tambah dari mineral kritis.

Daftar Mineral Kritis dan Pangsa Produksi China

Berikut adalah daftar beberapa mineral kritis dan pangsa produksi global yang ditambang atau diolah oleh China:

MineralPangsa Produksi Global yang Ditambang (%)Pangsa Produksi Global yang Diolah (%)
Lithium1080
Grafit70100
Kobalt180
Nikel560
Mangan1790
Silikon560
Timah3740
LTJ5885
Tembaga938
Galium9595
Germanium980

Dampak dan Tantangan Dominasi China

Dominasi China dalam kepemilikan mineral kritis membawa implikasi dan tantangan yang signifikan bagi negara-negara lain, khususnya di wilayah Barat. Beberapa efek dan permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut:

Ketergantungan pada pasokan mineral kritis dari China dapat mengakibatkan risiko geopolitik dan mengancam keamanan nasional. China memiliki kemampuan untuk memanipulasi harga dan ketersediaan mineral kritis melalui kendali pasar atau kebijakan ekspor, memberikan mereka kekuatan dalam mempengaruhi negara-negara lain.

Kompetisi global dalam mendapatkan pasokan mineral kritis dapat memperburuk konflik dan ketegangan di antara negara-negara. Sebagai contoh, perang dagang yang berkembang antara Amerika Serikat dan China mempertaruhkan tarif impor yang dikenakan pada sejumlah mineral kritis.

Kelangkaan atau ketiadaan mineral kritis dapat menjadi hambatan serius dalam peralihan ke energi hijau dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Mineral kritis memiliki peranan penting dalam pembuatan teknologi ramah lingkungan seperti baterai kendaraan listrik, panel surya, dan turbin angin.

Peningkatan permintaan dan produksi mineral kritis berpotensi menciptakan dampak lingkungan yang merugikan. Aktivitas penambangan, pemurnian, dan pengolahan mineral kritis dapat menghasilkan limbah beracun, emisi gas rumah kaca, dan merusak ekosistem lahan.

Situasi ini menyoroti perlunya kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan yang muncul akibat dominasi China dalam mineral kritis, serta pentingnya pengembangan sumber daya alternatif dan praktik ekstraksi yang lebih berkelanjutan.

Strategi dan Solusi Alternatif

Dominasi China dalam kepemilikan mineral kritis memiliki konsekuensi yang signifikan bagi negara-negara lain, terutama di wilayah Barat. Beberapa dampak dan tantangan yang timbul adalah sebagai berikut:

Ketergantungan terhadap pasokan mineral kritis dari China dapat menimbulkan risiko geopolitik dan mengancam keamanan nasional. China memiliki kemampuan untuk memanipulasi harga dan ketersediaan mineral kritis melalui kontrol pasar atau kebijakan ekspor, sehingga memberikan mereka pengaruh yang besar terhadap negara-negara lain.

Persaingan global dalam mendapatkan pasokan mineral kritis dapat memperburuk konflik dan ketegangan antara berbagai negara. Sebagai contoh, perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China telah menyebabkan penerapan tarif impor pada sejumlah mineral kritis.

Ketidakcukupan atau kelangkaan mineral kritis dapat menjadi hambatan serius dalam transisi menuju energi hijau dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Mineral kritis memiliki peran krusial dalam pembuatan teknologi ramah lingkungan seperti baterai kendaraan listrik, panel surya, dan turbin angin.

Peningkatan permintaan dan produksi mineral kritis berpotensi berdampak negatif pada lingkungan. Proses penambangan, pemurnian, dan pengolahan mineral kritis dapat menghasilkan limbah beracun, emisi gas rumah kaca, dan merusak ekosistem lahan.

Situasi ini menunjukkan urgensi kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan yang timbul akibat dominasi China dalam mineral kritis, serta pentingnya pengembangan sumber daya alternatif dan praktik ekstraksi yang lebih berkelanjutan.

- Advertisement -
Share This Article