jfid- Bubur ayam adalah hidangan sederhana namun kaya rasa yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia.
Di balik teksturnya yang lembut dan gurih, terdapat sejarah panjang dan tradisi lokal yang beragam.
Dari warung tenda kaki lima hingga restoran ternama, bubur ayam selalu berhasil menggoda selera dan menghangatkan perut di pagi hari.
Sejarah Bubur Ayam: Jejak Budaya dan Tradisi
Sejarah bubur ayam di Indonesia erat kaitannya dengan budaya dan tradisi lokal. Hidangan ini konon sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha di Jawa, ketika bubur nasi biasa disajikan sebagai hidangan pelengkap dalam ritual keagamaan.
Seiring waktu, bubur ayam berevolusi menjadi hidangan sarapan favorit masyarakat dengan variasi topping dan bumbu yang disesuaikan dengan selera lokal.
Di Jawa, bubur ayam umumnya disajikan dengan suwiran ayam kampung, cakwe, daun bawang, dan bawang goreng.
Di Sumatra, bubur ayam sering dipadukan dengan kerupuk udang, emping, dan sambal terasi.
Sementara di Kalimantan, bubur ayam khas menggunakan topping telur asin dan sambal kacang.
Variasi ini menunjukkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner Indonesia yang tercermin dalam hidangan bubur ayam.
Lebih Dari Sekedar Sarapan: Ragam Jenis dan Ciri Khas Bubur Ayam
Bubur ayam bukan hanya hidangan sarapan biasa, tetapi juga memiliki beragam jenis dan ciri khas di setiap daerah. Berikut beberapa contoh bubur ayam terkenal di Indonesia:
Bubur Ayam Jakarta: Dikenal dengan teksturnya yang halus dan gurih, bubur ayam Jakarta biasanya disajikan dengan suwiran ayam kampung, cakwe, daun bawang, bawang goreng, dan kerupuk.
Bubur Ayam Medan: Bubur ayam Medan memiliki ciri khas kuah kuning kental yang terbuat dari santan dan rempah-rempah.
Biasanya disajikan dengan suwiran ayam kampung, telur rebus, emping, dan sambal terasi.
Bubur Ayam Manado: Bubur ayam Manado terkenal dengan toppingnya yang unik, seperti ikan cakalang fufu, sambal roa, dan daun kemangi.
