Bocoran Soal CPNS 2023: Antara Harapan dan Kecurigaan

Ningsih Arini By Ningsih Arini
7 Min Read
- Advertisement -

jfid – Sejak pemerintah mengumumkan akan membuka pendaftaran CPNS dan PPPK pada 17 September 2023, banyak calon peserta yang berburu bocoran soal tes seleksi. Di internet, beredar berbagai situs dan akun media sosial yang menawarkan bocoran soal CPNS 2023, lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasan. Namun, seberapa valid dan akurat bocoran soal tersebut? Apakah ada jaminan bahwa soal yang dibocorkan akan muncul di tes CPNS 2023? Dan apa dampaknya bagi calon peserta dan kualitas ASN di masa depan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kami menghubungi beberapa narasumber yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang seleksi CPNS. 

Berikut adalah cerita dan wawasan mereka terkait isu bocoran soal CPNS 2023.

Harapan Tinggi, Persiapan Minim

Ad image

Dr. Siti Nurhayati mengaku bahwa ia pernah mencari bocoran soal CPNS saat ia akan mengikuti tes seleksi tahun 2019. Ia mengatakan bahwa ia merasa tertarik dengan tawaran bocoran soal yang beredar di internet karena ia ingin mempersiapkan diri sebaik mungkin.

“Saya merasa tertekan karena persaingan CPNS itu sangat ketat. Saya ingin mendapatkan formasi peneliti ahli muda di BRIN karena itu sesuai dengan minat dan latar belakang saya. Tapi saya tahu bahwa formasi itu sangat diminati oleh banyak orang, apalagi syaratnya harus lulusan S3,” kata Siti.

Siti mengaku bahwa ia tidak memiliki banyak waktu untuk belajar karena ia juga harus mengajar dan menyelesaikan penelitian-penelitiannya. Ia pun berharap bahwa dengan mendapatkan bocoran soal, ia bisa lebih fokus pada materi-materi yang relevan dengan tes CPNS.

“Saya pikir dengan mendapatkan bocoran soal, saya bisa lebih efisien dalam belajar. Saya tidak perlu membaca buku-buku tebal atau mencari sumber-sumber lain yang mungkin tidak sesuai dengan standar soal CPNS. Saya hanya perlu menghafal jawaban-jawaban yang sudah disediakan oleh penyedia bocoran soal,” ujar Siti.

Namun, harapan Siti ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Ia mengaku bahwa ia merasa kecewa ketika ia mengikuti tes CPNS dan menemukan bahwa soal-soal yang muncul sangat berbeda dengan bocoran soal yang ia dapatkan.

“Saya merasa tertipu karena bocoran soal yang saya beli ternyata tidak valid dan akurat. Soal-soal yang muncul di tes CPNS sangat beragam dan kompleks, tidak seperti bocoran soal yang hanya menyajikan soal-soal sederhana dan mudah. Saya merasa sia-sia telah menghabiskan waktu dan uang untuk membeli bocoran soal,” ungkap Siti.

Siti mengatakan bahwa ia merasa bersyukur karena ia masih bisa lulus tes CPNS meskipun dengan nilai yang pas-pasan. Ia mengaku bahwa hal itu karena ia masih memiliki bekal pengetahuan dan kemampuan yang ia dapatkan dari pendidikan dan pengalaman penelitiannya.

“Saya sadar bahwa bocoran soal itu tidak bisa menjamin kesuksesan saya dalam tes CPNS. Saya masih harus mengandalkan kemampuan saya sendiri untuk menjawab soal-soal yang muncul. Saya beruntung karena saya masih memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan bidang yang saya minati,” tutur Siti.

Siti menyarankan agar calon peserta CPNS tidak tergoda dengan tawaran bocoran soal yang beredar di internet. Ia mengatakan bahwa bocoran soal itu tidak bisa dipercaya dan tidak bermanfaat bagi persiapan tes CPNS.

“Saya menyesal telah mencari bocoran soal karena itu hanya membuat saya terlena dan tidak serius dalam belajar. Saya menyarankan agar calon peserta CPNS tidak mengikuti jejak saya. Lebih baik belajar dengan sungguh-sungguh dan mencari sumber-sumber yang kredibel dan terpercaya. Jangan mudah percaya dengan bocoran soal yang tidak jelas asal-usulnya,” pesan Siti.

Penyusunan Soal CPNS: Ketat, Rahasia, dan Dinamis

Dr. Rizki Pratama merupakan salah satu tim penyusun soal tes CPNS di beberapa instansi pemerintah. Ia mengatakan bahwa proses penyusunan soal CPNS itu sangat ketat, rahasia, dan dinamis. Ia menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam penyusunan soal CPNS.

“Tahap pertama adalah penyusunan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal adalah pedoman bagi tim penyusun soal untuk membuat soal-soal yang sesuai dengan kompetensi yang diukur. Kisi-kisi soal dibuat berdasarkan analisis jabatan, kurikulum, standar kompetensi, dan pedoman umum tes CPNS,” kata Rizki.

Rizki mengatakan bahwa kisi-kisi soal harus disetujui oleh pihak-pihak terkait, seperti instansi pemerintah yang membuka formasi, Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai penyelenggara tes CPNS, dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) sebagai pembina kebijakan ASN.

“Tahap kedua adalah penyusunan naskah soal. Naskah soal adalah kumpulan soal-soal yang dibuat berdasarkan kisi-kisi soal. Naskah soal dibuat oleh tim penyusun soal yang terdiri dari para ahli di bidangnya, seperti dosen, peneliti, praktisi, dan pegawai negeri sipil,” ujar Rizki.

Rizki mengatakan bahwa naskah soal harus memenuhi beberapa kriteria, seperti validitas, reliabilitas, kesukaran, daya beda, dan keseimbangan. Ia mengatakan bahwa naskah soal harus diuji coba kepada sejumlah responden untuk mengetahui kualitasnya.

“Tahap ketiga adalah telaah naskah soal. Telaah naskah soal adalah proses pengecekan dan perbaikan naskah soal berdasarkan hasil uji coba. Telaah naskah soal dilakukan oleh tim telaah soal yang terdiri dari para ahli di bidangnya, seperti dosen, peneliti, praktisi, dan pegawai negeri sipil,” tutur Rizki.

Rizki mengatakan bahwa telaah naskah soal meliputi aspek-aspek seperti isi, konstruksi, bahasa, teknis, dan etika. Ia mengatakan bahwa telaah naskah soal bertujuan untuk meningkatkan kualitas naskah soal sehingga sesuai dengan standar tes CPNS.

“Tahap keempat adalah validasi naskah soal. Validasi naskah soal adalah proses pengesahan naskah soal sebagai bank soal tes CPNS. Validasi naskah soal dilakukan oleh pihak-pihak terkait, seperti instansi pemerintah yang membuka formasi, BKN sebagai penyelenggara tes CPNS, dan KemenPAN-RB sebagai pembina kebijakan ASN,” papar Rizki.

- Advertisement -
Share This Article