jfid – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB Heru Saptaji optimis bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi NTB akhir 2021 akan meningkat. Akselerasi pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan I 2021 sudah menunjukkan arah perbaikan yang signifikan. Dari sebelumnya, kontraksinya berada pada minus 3,03 persen, menyusut menjadi minus 1,13 persen (y on y) tahun 2021.
“Insya Allah pada triwulan II dan III hingga keseluruhan tahun 2021 akan terus membaik. Sehingga perspektif pertumbuhan ekonomi NTB akan kembali positif 3,8 hingga 4,2 persen,” ungkapnya saat menyampaikan laporan perkembangan perekonomian NTB bersama Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, kepala OJK, kepala institusi vertikal, BUMN, kepala cabang perbankan serta puluhan kepala OPD lingkup pemerintah provinsi NTB di Kantor BI NTB, Senin (31/5) kemarin.
Untuk itu, menurutnya, semangat sinergi antar semua pihak dengan meningkatkan kolaborasi menjadi faktor penting untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah yang lebih baik lagi ke depan. Baik itu kolaborasi bersama pemerintah daerah, pemerintah kabupaten kota, institusi vertikal, BUMN dan perbankan agar bagaimana merealisasikan dan mempercepat ekonomi yang lebih baik lagi.
“Semoga dengan kesamaan visi dan semangat akan membawa perbaikan kinerja perekonomian di NTB yang lebih sejahtera bagi kehidupan masyarakat,” terangnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB telah merilis pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB pada 05 Mei 2021. Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB triwulan 1 tahun 2021 terhadap triwulan IV tahun 2020 diwarnai faktor musiman pada kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan yang tumbuh 10,95 persen, pertumbuhan positif juga terjadi pada kategori jasa lainnya sebesar 5,67 persen. Kategori transportasi dan pergudangan sebesar 4,85 persen. Begitu juga kategori pengadaan listrik dan gas sebesar 3,20 persen dan kategori jasa Kesehatan serta kegiatan sosial sebesar 2,98 persen.
Pertumbuhan positif pada sejumlah kategori lapangan usaha tersebut tidak cukup menahan terjadinya kontraksi ekonomi Provinsi NTB pada triwulan 1 tahun 2021 yaitu sebesar 3,30 persen.
Kondisi tersebut disebabkan oleh terjadinya kontarksi ekonomi pada sejumlah kategori lapangan usaha yang memiliki kontribusi besar seperti kategori pertambangan dan penggalian 10,18 persen, kontruksi sebesar 15,42 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum 8,98 persen. Sedangkan kategori administrasi, pertahanan dan jaminan sosial wajib 13,19 persen.