Beda 179 Derajat! Inilah Perbedaan Debat Capres Amerika dan Indonesia yang Harus Anda Ketahui!

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
Beda 179 Derajat! Inilah Perbedaan Debat Capres Amerika dan Indonesia yang Harus Anda Ketahui!
Beda 179 Derajat! Inilah Perbedaan Debat Capres Amerika dan Indonesia yang Harus Anda Ketahui!
- Advertisement -

jfid – Debat capres-cawapres menjadi salah satu momen penting dalam pesta demokrasi.

Melalui debat, masyarakat dapat menilai visi, misi, dan program dari para kandidat yang akan memimpin negara selama lima tahun ke depan.

Namun, bagaimana perbandingan debat capres-cawapres di Indonesia dengan di Amerika Serikat, negara yang juga menganut sistem pemerintahan republik dengan asas demokrasi?

Debat capres-cawapres di Indonesia dan Amerika Serikat memiliki beberapa perbedaan, baik dari segi format, penyelenggara, topik, hingga cara berdebat.

Ad image

Berikut adalah beberapa perbedaan yang mencolok antara debat capres-cawapres di kedua negara:

Sejarah dan frekuensi debat

Debat capres-cawapres di Amerika Serikat sudah dimulai sejak tahun 1960, ketika John F. Kennedy dan Richard Nixon berdebat di televisi.

Sementara di Indonesia, debat capres-cawapres baru dimulai pada tahun 2004, ketika Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono berhadapan.

Di Amerika Serikat, debat dilakukan terpisah antara capres dan cawapres, dengan jumlah tiga kali untuk capres dan satu kali untuk cawapres.

Di Indonesia, debat dilakukan bersama-sama antara capres dan cawapres, dengan jumlah lima kali.

Penyelenggara debat

Di Indonesia, debat capres-cawapres diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), lembaga yang juga bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilu.

Di Amerika Serikat, debat capres-cawapres diselenggarakan oleh Commission on Presidential Debates (CPD), lembaga independen yang didirikan oleh dua partai besar, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik.

Lokasi debat

Di Indonesia, debat capres-cawapres biasanya dilakukan di luar lingkungan lembaga pendidikan, seperti hotel, gedung pertemuan, atau studio televisi.

Di Amerika Serikat, debat capres-cawapres sering dilakukan di dalam kampus, dengan melibatkan mahasiswa dan akademisi sebagai penonton atau peserta tanya jawab.

Topik debat

Di Indonesia, topik debat capres-cawapres ditentukan oleh KPU, dengan mengacu pada tema-tema yang relevan dengan visi dan misi para kandidat.

Topik-topik tersebut meliputi bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dan hubungan internasional.

Di Amerika Serikat, topik debat capres-cawapres ditentukan oleh moderator, yang dipilih oleh CPD dari kalangan jurnalis profesional.

Topik-topik tersebut bisa berubah-ubah sesuai dengan isu-isu terkini yang sedang hangat diperbincangkan oleh publik.

Cara berdebat

Di Indonesia, debat capres-cawapres cenderung monoton dan kurang interaktif, karena adanya pembatasan waktu dan format yang kaku.

Para kandidat hanya memaparkan visi, misi, dan programnya, tanpa banyak menyerang atau membantah lawannya.

Debat juga jarang melibatkan pertanyaan dari penonton atau publik. Di Amerika Serikat, debat capres-cawapres lebih dinamis dan sengit, karena adanya keleluasaan waktu dan format yang fleksibel.

Para kandidat saling menyerang, membantah, dan menantang lawannya, dengan menggunakan data, fakta, dan argumen yang kuat.

Debat juga sering melibatkan pertanyaan dari penonton atau publik, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Debat capres-cawapres di Indonesia dan Amerika Serikat memiliki perbedaan yang mencerminkan karakteristik dan budaya politik masing-masing negara.

Debat capres-cawapres di Indonesia lebih mengedepankan kesopanan, kerukunan, dan konsensus, sementara debat capres-cawapres di Amerika Serikat lebih mengedepankan kebebasan, kompetisi, dan konfrontasi.

Namun, di balik perbedaan tersebut, tujuan utama dari debat capres-cawapres adalah untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat, agar dapat memilih pemimpin yang terbaik bagi negaranya.

- Advertisement -
Share This Article