jfid – Dalam beberapa tahun terakhir, konsep open marriage atau pernikahan terbuka semakin menarik perhatian, terutama di kalangan pasangan muda.
Pernikahan terbuka, di mana kedua pasangan sepakat untuk menjalin hubungan intim atau emosional dengan orang lain di luar pernikahan mereka, kini dipandang sebagai salah satu alternatif dari pernikahan monogami tradisional.
Ada berbagai alasan mengapa pasangan muda memilih untuk menjalani pernikahan terbuka, dan berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi keputusan tersebut.
1. Kebebasan Individu
Banyak pasangan muda merasa bahwa pernikahan tradisional bisa membatasi kebebasan individu.
Dalam pernikahan terbuka, mereka menemukan jalan untuk menjaga kebebasan tersebut sambil tetap mempertahankan komitmen pernikahan.
Dengan adanya kesepakatan terbuka, mereka tidak merasa terkekang oleh harapan-harapan tradisional, yang sering kali dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan.
Seorang pakar hubungan dari Psychology Today menyatakan, “kebebasan untuk mengekspresikan diri secara seksual di luar hubungan utama dapat mengurangi rasa terkekang dalam pernikahan.”
2. Eksplorasi Seksual
Pasangan muda sering kali melihat pernikahan terbuka sebagai peluang untuk mengeksplorasi preferensi seksual mereka secara lebih luas.
Bagi mereka, kebutuhan seksual dapat berubah seiring waktu, dan pernikahan terbuka memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut tanpa mengorbankan komitmen utama dalam pernikahan.
Seperti yang disebutkan dalam artikel The New York Times, beberapa pasangan menemukan bahwa eksplorasi seksual di luar pernikahan bisa memperkaya hubungan utama mereka, membawa gairah baru, dan membantu mencegah kebosanan seksual yang sering terjadi dalam hubungan jangka panjang.
3. Mencegah Perselingkuhan
Salah satu alasan umum yang sering dikemukakan adalah bahwa pernikahan terbuka dapat menjadi cara untuk menghindari perselingkuhan.
Dalam konteks ini, pasangan merasa lebih baik jika mereka memiliki kesepakatan yang jujur tentang kemungkinan menjalin hubungan di luar pernikahan, daripada terjebak dalam kebohongan atau perselingkuhan yang dapat merusak hubungan.
Terapis hubungan dari The Guardian menjelaskan bahwa “pernikahan terbuka dapat menjadi cara yang sehat untuk mengelola hasrat seksual tanpa merusak kepercayaan dalam hubungan.”
4. Pengayaan Emosional
Selain aspek seksual, beberapa pasangan melihat pernikahan terbuka sebagai cara untuk memperluas koneksi emosional mereka dengan orang lain.
Bagi sebagian orang, hubungan emosional yang terjalin dengan orang lain dapat membantu mereka tumbuh sebagai individu dan membawa perspektif baru ke dalam hubungan utama mereka.
Penelitian dari Journal of Social and Personal Relationships menunjukkan bahwa “membangun hubungan emosional dengan orang lain di luar pernikahan dapat memperluas wawasan emosional dan meningkatkan kedewasaan dalam hubungan utama.”
5. Penguatan Hubungan Utama
Ironisnya, banyak pasangan yang memilih pernikahan terbuka justru merasa bahwa hubungan utama mereka menjadi lebih kuat.
Dengan memberi pasangan kebebasan untuk mengeksplorasi hubungan lain, beberapa pasangan merasa bahwa mereka dapat membangun kepercayaan yang lebih dalam dan lebih jujur satu sama lain.
Menurut artikel di BBC, “pernikahan terbuka yang didasari oleh komunikasi yang baik dan kepercayaan dapat menjadi sarana untuk membangun fondasi hubungan yang lebih kuat.”
6. Mengurangi Tekanan Monogami Tradisional
Banyak pasangan merasa bahwa harapan tradisional terhadap monogami dapat menjadi beban.
Dalam pernikahan terbuka, tekanan untuk menjadi satu-satunya sumber kepuasan bagi pasangan dapat dikurangi.
Hal ini memungkinkan pasangan untuk lebih fokus pada aspek lain dari hubungan mereka tanpa merasa terbebani oleh tanggung jawab tunggal.
Seorang pakar hubungan dari The Atlantic menyatakan bahwa “dengan mengadopsi pendekatan pernikahan yang lebih fleksibel, pasangan dapat mengurangi tekanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasangan mereka.”
7. Meningkatkan Komunikasi dan Kepercayaan
Salah satu manfaat yang sering dilaporkan oleh pasangan yang menjalani pernikahan terbuka adalah meningkatnya komunikasi dan kepercayaan.
Karena hubungan terbuka membutuhkan batasan dan transparansi yang jelas, pasangan harus terus berkomunikasi secara jujur tentang perasaan dan kebutuhan mereka.
Menurut artikel dari Vox, “pasangan dalam pernikahan terbuka sering kali melaporkan bahwa komunikasi mereka meningkat karena mereka harus lebih transparan dan terbuka satu sama lain.”
8. Mengatasi Kebutuhan yang Berbeda
Pasangan sering kali memiliki kebutuhan yang berbeda dalam hubungan mereka, baik itu dari segi emosional, seksual, maupun gaya hidup.
Pernikahan terbuka memungkinkan mereka untuk mengejar kebutuhan tersebut tanpa harus mengorbankan hubungan utama.
Misalnya, salah satu pasangan mungkin memiliki kebutuhan seksual yang lebih bervariasi, sementara pasangan lainnya mungkin lebih fokus pada hubungan emosional.
Artikel dari HuffPost menekankan bahwa “pernikahan terbuka dapat menjadi solusi bagi pasangan yang memiliki kebutuhan yang berbeda tanpa harus merasa terabaikan atau tersakiti.”
9. Pembaruan Gairah dalam Hubungan
Pernikahan terbuka sering kali membawa elemen baru ke dalam hubungan, yang dapat memperbaharui gairah yang mungkin telah memudar dalam pernikahan jangka panjang.
Pasangan melaporkan bahwa pengalaman baru dengan orang lain dapat membantu menjaga api asmara tetap menyala.
Sebuah studi dari The Journal of Sex Research mengungkapkan bahwa memperkenalkan elemen-elemen baru dalam kehidupan seksual dapat membantu menjaga gairah dan keintiman dalam pernikahan.
10. Mengikuti Tren Sosial dan Budaya
Dengan semakin terbukanya diskusi tentang hubungan non-monogami di masyarakat, pernikahan terbuka menjadi pilihan yang lebih diterima secara sosial.
Banyak pasangan muda yang merasa lebih nyaman mengeksplorasi bentuk-bentuk hubungan yang tidak tradisional, sebagian karena meningkatnya visibilitas hubungan non-monogami di media populer.
Dalam laporan dari The Independent, disebutkan bahwa perubahan norma sosial telah mendorong lebih banyak pasangan untuk mempertimbangkan pernikahan terbuka sebagai alternatif dari monogami tradisional.
Fenomena open marriage menjadi refleksi dari bagaimana pasangan muda saat ini mencari cara untuk menyeimbangkan kebutuhan pribadi dengan komitmen pernikahan.
Meskipun bukan tanpa tantangan, banyak yang merasa bahwa pendekatan ini membantu mereka menjalani kehidupan pernikahan yang lebih memuaskan dan otentik.
Namun, seperti dalam setiap hubungan, keberhasilan open marriage sangat bergantung pada komunikasi yang baik, kepercayaan, dan kesepakatan yang jelas antara kedua belah pihak.