jfid – Semoga masih Bismillah melayani. Kepada publik Sumenep, perlu diingatkan jika 21 Mei 1979 adalah hari kelahiran Bupati Achmad Fauzi. Beberapa hari yang lalu, banjir ucapan selamat ulang tahun pada orang nomor satu di Sumenep tersebut, dalam bentuk pamflet yang tersebar di berbagai media sosial. Untuk itu, saya ingin menyapa melalui tulisan dan sekaligus menanyakan kabar wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah.
Pertama, sebagai jurnalis, tentu perlu memiliki naluri dan insting kuat tertang sesuatu perkara maupun peristiwa. Kecurigaan saya, ada ketidakcocokan atau ketidakharmonisan antara Bupati Achmad Fauzi dan Wakil Bupati Dewi Khalifah.
Dugaan dan kemungkinan itu, bisa terlihat saat kedatangan Presiden Jokowi ke Sumenep. Baliho besar, penyambutan di depan pasar Anom hanya gambar Bupati Achmad Fauzi, padahal di baliho tersebut terpampang lambang Sumenep (Kuda Terbang).
Ketidakharmonisan itu bisa dirasakan sebelum diucapkan. Kala menjelang hari raya, jarang ditemukan parsel bergambar Bupati dan Wabup, yang ada hanya logo pemkab dan Soul of Madura.
Detik-detik menjelang takbir, saat Pemerintah kabupaten Sumenep mengundang wartawan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), hanya terlihat Setda Edy Rasyiadi dan beberapa kepala Dinas yang mendampingi Bupati Achmad Fauzi. Lantas, kemana Wabup Dewi Khalifah?
Senin 24 Mei, saat Sandiaga Uno kunjungan kerja ke Sumenep. Di taman Tajamara, Sandiaga Uno memberikan salam pada wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah, namun wakil Bupati Sumenep tak ada di tempat. Baliho pun hanya bergambar Achmad Fauzi dan Sandiaga Uno. Kemana Wabup Dewi Khalifah?
Semoga jargon Bismillah melayani bisa berjalan harmonis hingga 2024. Karena, betapapun Sumenep disuarakan berprestasi, namun nyatanya tercatat sebagai kabupaten termiskin kedua di Jawa Timur. https://jatim.bps.go.id/indicator/23/421/1/jumlah-penduduk-miskin-menurut-kabupaten-kota-di-jawa-timur.html
