Salah satu cara untuk memahami mimpi bisa terbang adalah dengan menggunakan pendekatan psikologi.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia, termasuk mimpi. Ada beberapa teori psikologis yang mencoba menjelaskan fenomena mimpi bisa terbang, seperti psikoanalisis, psikologi kognitif, dan psikologi transpersonal.
Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah cabang psikologi yang didirikan oleh Sigmund Freud, seorang ahli saraf dan psikiater Austria. Menurut Freud, mimpi adalah jendela menuju alam bawah sadar kita, yaitu bagian dari pikiran kita yang menyimpan keinginan, perasaan, dan ingatan yang tersembunyi atau tertekan.
Freud percaya bahwa mimpi bisa terbang adalah ekspresi dari keinginan kita untuk melampaui batasan-batasan yang ada dalam kehidupan nyata. Mimpi ini bisa menjadi simbol dari keinginan untuk meraih kebebasan, kekuatan, atau kontrol atas kehidupan kita.
Freud juga mengaitkan mimpi bisa terbang dengan seksualitas. Ia berpendapat bahwa terbang adalah metafora dari orgasme, yaitu puncak dari kenikmatan seksual.
Freud mengatakan bahwa mimpi bisa terbang bisa menunjukkan adanya hasrat seksual yang tidak terpenuhi atau kepuasan seksual yang dirasakan.
Freud juga mengklaim bahwa mimpi bisa terbang bisa berhubungan dengan kompleks Oedipus atau Elektra, yaitu kondisi psikologis di mana seseorang memiliki ketertarikan seksual terhadap orang tua lawan jenisnya dan bersaing dengan orang tua sejenisnya.
Freud menganggap bahwa mimpi bisa terbang adalah cara untuk melarikan diri dari konflik batin yang ditimbulkan oleh kompleks ini.
Namun, teori Freud tentang mimpi bisa terbang ini banyak dikritik oleh para ahli psikologi lainnya. Mereka berpendapat bahwa teori Freud terlalu subjektif, spekulatif, dan tidak ilmiah.
Mereka juga menolak bahwa mimpi bisa terbang selalu berkaitan dengan seksualitas, karena mimpi ini bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan orang yang tidak memiliki hasrat seksual.
Mereka juga menantang bahwa mimpi bisa terbang selalu menunjukkan keinginan untuk melampaui batasan, karena mimpi ini bisa juga menunjukkan rasa takut, cemas, atau tidak aman.
Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif adalah cabang psikologi yang mempelajari proses mental yang terlibat dalam berpikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi. Menurut psikologi kognitif, mimpi adalah hasil dari aktivitas otak yang terjadi saat kita tidur.
Otak kita terus menerus memproses dan mengintegrasikan informasi yang kita terima dari indra, pengalaman, dan pengetahuan kita.
Mimpi bisa terbang bisa disebabkan oleh informasi yang telah disimpan dalam ingatan kita, seperti menonton film, membaca buku, atau mendengar cerita tentang terbang.
Mimpi ini bisa menjadi cara untuk menguji, mengorganisir, atau mengkonsolidasikan informasi tersebut sehingga muncul dalam bentuk visualisasi yang tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata.
Psikologi kognitif juga menghubungkan mimpi bisa terbang dengan kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide, solusi, atau produk yang baru, orisinal, dan bermanfaat.
Psikologi kognitif mengatakan bahwa mimpi bisa terbang bisa menunjukkan adanya potensi kreatif yang dimiliki oleh seseorang. Mimpi ini bisa menjadi sumber inspirasi, inovasi, atau eksplorasi bagi seseorang yang ingin menciptakan sesuatu yang luar biasa.
Mimpi ini juga bisa menjadi indikator dari kemampuan seseorang untuk berpikir di luar kotak, melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda, atau mengatasi masalah dengan cara yang unik.
Namun, psikologi kognitif juga mengakui bahwa mimpi bisa terbang tidak selalu memiliki makna yang mendalam atau spesifik. Psikologi kognitif mengakui bahwa mimpi bisa terbang bisa juga hanya sekadar hasil dari aktivitas otak yang acak saat kita tidur.
Otak kita bisa menghasilkan gambar-gambar yang tidak berhubungan, tidak logis, atau tidak masuk akal, tanpa ada alasan atau tujuan tertentu.
Mimpi ini bisa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti suhu, cahaya, suara, atau posisi tubuh saat tidur. Mimpi ini bisa juga tidak memiliki pengaruh atau dampak apa pun terhadap kehidupan kita.
Psikologi Transpersonal
Psikologi transpersonal adalah cabang psikologi yang mempelajari aspek-aspek spiritual atau transendental dari pengalaman manusia, termasuk mimpi.
Psikologi transpersonal melihat mimpi sebagai pengalaman yang bisa memberikan wawasan, petunjuk, atau pesan tentang diri kita, tujuan hidup kita, atau hubungan kita dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita, seperti alam semesta, Tuhan, atau kekuatan spiritual lainnya.
Psikologi transpersonal mengatakan bahwa mimpi bisa terbang bisa menunjukkan adanya kebutuhan seseorang untuk mencari makna dalam hidupnya.
Mimpi ini bisa menjadi cara untuk menyadari potensi atau misi yang dimiliki oleh seseorang. Mimpi ini juga bisa menjadi cara untuk menghubungkan diri dengan sumber energi atau kesadaran yang lebih tinggi.
Psikologi transpersonal juga menghubungkan mimpi bisa terbang dengan perjalanan astral atau proyeksi astral.
Perjalanan astral atau proyeksi astral adalah fenomena di mana seseorang merasakan bahwa dirinya keluar dari tubuh fisiknya dan bergerak di dunia astral, yaitu dimensi yang berbeda dari dunia fisik.
Psikologi transpersonal mengatakan bahwa mimpi bisa terbang bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang melakukan perjalanan astral atau proyeksi astral saat tidur.
Mimpi ini bisa menjadi cara untuk menjelajahi dunia astral, bertemu dengan makhluk astral, atau mengalami hal-hal yang luar biasa. Mimpi ini juga bisa menjadi cara untuk belajar, berkembang, atau menyembuhkan diri di dunia astral.
Namun, psikologi transpersonal juga mengingatkan bahwa mimpi bisa terbang tidak selalu menunjukkan pengalaman spiritual atau transendental. Psikologi transpersonal menyarankan agar seseorang tidak terlalu terpaku pada makna atau pesan yang terkandung dalam mimpi bisa terbang.
Psikologi transpersonal menekankan bahwa mimpi bisa terbang harus ditafsirkan dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan konteks, simbol, dan perasaan yang muncul dalam mimpi tersebut.
Psikologi transpersonal juga menyarankan agar seseorang tidak terlalu bergantung pada mimpi bisa terbang, tetapi tetap menjalani kehidupan nyata dengan sebaik-baiknya.