jfid – Kehadiran program Hotline Paris yang diusung oleh calon presiden Anies Baswedan menjadi bahan perbincangan hangat, terutama setelah pengacara terkenal Hotman Paris memberikan responsnya.
Hotman Paris, dengan ciri khasnya yang kontroversial, merespons dengan candaan mengenai kemiripan nama program dengan namanya sendiri.
“Salah ngomong atau apa? Kok, nama Paris tanpa izin Paris? Ada Paris lain? Ha-Ha canda saja! Bukan nama Hotman Paris,” tulis Hotman di akun Instagramnya.
Meskipun canda, pesan yang disampaikan menyoroti klaim atas penggunaan nama Paris tanpa izinnya.
Dia bahkan menantang Anies untuk bersaing dengan tim Hotman 911 yang telah lama membantu masyarakat dalam urusan hukum secara gratis.
Di sisi lain, Anies Baswedan menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk melindungi kelompok minoritas yang sering menjadi korban diskriminasi dan kekerasan hukum.
“Kami merencanakan membuat sebuah program yang disebut sebagai online untuk pelayanan pengacara gratis. Jadi ini adalah online pelayanan gratis. Yang kami sebut sebagai, istilah yang kami gunakan adalah Hotline Paris,” jelas Anies Baswedan.
Menurutnya, program ini menjadi solusi bagi masyarakat yang tidak tahu kemana harus melapor saat menghadapi masalah hukum.
Namun, respons dari masyarakat terhadap program ini sangatlah bervariasi. Sebagian mendukung sebagai bentuk perhatian terhadap hak asasi manusia dan perlindungan hukum, sementara yang lain memandangnya sebagai trik politik semata atau bahkan mengkritik penggunaan nama ‘Paris’ yang dianggap tak relevan dengan budaya Indonesia.
Pertanyaannya, apakah program ini akan terwujud jika Anies terpilih sebagai presiden? Mampukah bersaing dengan tim Hotman 911 yang sudah mapan dan memiliki reputasi? Dan yang lebih penting, apakah program ini akan memberikan dampak positif pada penegakan hukum dan keadilan di Indonesia?
Sementara opini publik bermacam-macam, yang jelas, program ini menjadi sebuah isu menarik yang patut diikuti. Waktulah yang akan memberikan jawaban atas semua pertanyaan ini.