jfid – Sejumlah warga di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan air PDAM tidak mengalir tiga hari terakhir.
Situasi ini telah menimbulkan berbagai dampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang alasan di balik masalah ini dan dampaknya terhadap masyarakat.
Latar Belakang
Melansir dari Makassar.tribunnews.com warga BTN Haji Banca, Ira, mengungkapkan bahwa ia terpaksa menumpang mandi di rumah kerabatnya karena air di rumahnya tidak mengalir. “Sudah tiga hari air PDAM di rumah saya tidak mengalir.
Jadi saya numpang mandi di rumah tante yang ada sumurnya,” katanya. Kondisi ini sering terjadi, terutama saat memasuki musim kemarau.
Penyebab Utama
Menurut Kepala Bagian Teknik PDAM, Abdul Rajab, penyebab utama air PDAM tidak mengalir adalah menurunnya debit air baku sungai Dulang di Tanralili. Beberapa wilayah yang terdampak meliputi pasar Ammarang, Maccopa, Haji Banca, Taniaga, Sambotara hingga Nusa Idaman.
Dampak
Dampak dari situasi ini cukup signifikan. Warga terpaksa menghemat penggunaan air dan beberapa bahkan harus membeli air dari pedagang keliling.
Abdul Salam, seorang warga Kecamatan Bontoa, mengatakan, “Bagi yang ada uang mereka biasanya beli, disini ada pemasok air harga perjerigennya itu 1000 sampai 2000 rupiah, sedangkan perdrumnya 8000 rupiah,”.
Upaya Penyelesaian
PDAM Maros telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi masalah ini. Saat ini, mereka sedang melakukan pemasangan bendung air sungai untuk menaikkan debit air. Abdul Rajab memperkirakan air akan kembali normal pada Sabtu, 18 Mei mendatang.
Kesimpulan
Krisis air di Maros Sulsel adalah masalah yang serius dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat. Meski upaya penyelesaian sedang dilakukan, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mencari solusi jangka panjang untuk masalah ini.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang alasan di balik krisis ini, kita dapat berharap untuk mencegah situasi serupa di masa mendatang.
