jfid – Koridor Philadelphi telah menjadi sorotan internasional sejak konflik antara Israel dan Hamas memuncak pada akhir tahun 2023.
Dalam upaya mengekang pengaruh Hamas di Jalur Gaza, Israel menyoroti pentingnya koridor ini sebagai strategi vital dalam menjaga keamanan wilayahnya.
Berdasarkan laporan Al Jazeera, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan menegaskan bahwa kontrol penuh atas Koridor Philadelphi menjadi kunci untuk mengalahkan Hamas di Gaza. Namun, apa sebenarnya Koridor Philadelphi ini?
Berikut ini adalah beberapa fakta yang perlu kita ketahui:
Sejarah Terbentuknya Koridor Philadelphi
Koridor Philadelphi merupakan jalur sepanjang 14 km yang berperan sebagai batas antara Gaza dan Mesir.
Terbentuk sebagai bagian dari perjanjian damai antara Israel dan Mesir pada akhir 1970-an, koridor ini diinisiasi sebagai zona demiliterisasi untuk menghindari konflik antara kedua negara.
Mesir diberi wewenang untuk mengawasi bagian perbatasan di sisi mereka, sementara sisi Palestina diawasi oleh Otoritas Palestina, sebelum kemudian dikuasai oleh Hamas pada tahun 2007.
Peran Mesir dalam Kontrol Koridor Philadelphi
Pasca penarikan Israel dari Jalur Gaza pada tahun 2005, Mesir menjadi pengawas utama koridor ini.
Namun, situasi berubah ketika Hamas mengambil alih kendali penuh di Gaza pada tahun 2007.
Mesir telah mengklaim berupaya menghancurkan terowongan penyelundupan senjata dan manusia yang digali oleh warga Palestina, meskipun Israel meragukan efektivitas langkah-langkah tersebut.
Tujuan Pembentukan Koridor
Koridor Philadelphi awalnya dibentuk untuk mengontrol aliran senjata dan material ke Jalur Gaza yang diduduki oleh Israel, serta untuk mengatur pergerakan penduduk antara wilayah Palestina dan Mesir dengan ketat.
Alasan Israel Ingin Mengambil Alih Koridor
Dengan kekhawatiran terhadap kebijakan Mesir dan untuk memastikan keamanan masyarakatnya, Israel berupaya untuk mengambil kembali kendali atas Koridor Philadelphi.
Israel juga menginginkan kendali penuh atas penyeberangan Rafah yang strategis. Tindakan ini dipicu oleh serangan Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan ratusan warga Israel.
Kondisi Terkini Koridor Philadelphi
Meskipun rencana Israel untuk mengambil alih kendali koridor ini menuai kontroversi, PBB menyatakan keprihatinan atas kemungkinan dampaknya terhadap warga sipil Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza saat ini. Khawatir akan potensi masuknya pengungsi, Mesir telah meningkatkan kehadiran militernya di wilayah timur laut Sinai.
Dengan begitu, Koridor Philadelphi tidak hanya menjadi simpul geopolitik yang kompleks antara Israel, Palestina, dan Mesir, tetapi juga mencerminkan ketegangan yang terus berkembang di kawasan tersebut.
Dalam konteks yang terus berubah, masa depan koridor ini tetap menjadi sumber ketidakpastian dan perdebatan yang hangat.