Sosialisasi 4 Pilar Bernegara bersama Muslimat NU Lombok Tengah, TGH. Ibnu Kholil : 4 Pilar Bernegara Harus Diperjuangkan dan Dipertahankan

Lalu Nursaid
5 Min Read
Foto : TGH. Ibnu Kholil Komite II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) sekaligus anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), saat Sosialisasi 4 Pilar berbangsa dan bernegara bersama dengan Pengurus Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama' Kabupaten Lombok Tengah berlokasi di Kel. Praya kec. Praya Kabupaten Lombok Tengah.
Foto : TGH. Ibnu Kholil Komite II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) sekaligus anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), saat Sosialisasi 4 Pilar berbangsa dan bernegara bersama dengan Pengurus Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama' Kabupaten Lombok Tengah berlokasi di Kel. Praya kec. Praya Kabupaten Lombok Tengah.

jfid – Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara kembali digelar oleh TGH. Ibnu Kholil Komite Dua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) sekaligus anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) bersama dengan Pengurus Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama’ Kabupaten Lombok Tengah berlokasi di Kel. Praya kec. Praya Kabupaten Lombok Tengah, Kamis (27/5) kemarin.

Kegiatan tersebut berjalan dengan Khidmah dengan menerapkan Protokol Covid-19 dengan jumlah Peserta 150 orang.

Kegiatan tersebut diawali dengan pembukaan, Pembacaan ayat suci Al-qur’an, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan sambutan oleh oleh Ibu Hajjah Nurul Aini (Istri Bupati Lombok Tengah), ia menyampaikan, ketika ingin keluar rumah dan berkegiatan harus selalu menerapkan Protokol Covid-19.

“Saya mengucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Bapak DPD dan ibu Rektor UNU NTB yang berkenan menyelenggarakan agenda seperti ini, saya berharap apa yang nanti akan disampaikan oleh Narasumber kita ini, bisa kita terapkan didalam kehidupan sehari hari,” jelasnya.

“Jangan lupa juga bagi masyarakat Lombok Tengah untuk sama-sama kita menjalankan Protokol Kesehatan Covid-19, agar kita bisa menekan angka pertumbuhan Covid-19 di Kabupaten kita tercinta ini,” terusnya.

Selain itu, disampaikan oleh Tuan Guru Ibnu Kholil, mensosialisasikan 4 Pilar berbangsa dan bernegara adalah kewajiban bagi anggota MPR RI kepada seluruh masyarakat di Indonesia.

“Dalam Tata Tertib MPR RI No.1 tahun 2014 dijelaskan bahwa Anggota MPR RI berkewajiban memasyarakatkan 4 Pilar berbangsa dan bernegara,” tegas Tuan Guru yang menjabat sebagai DPD RI sekaligus anggota MPR RI.

“Nahdlatul Ulama dan Indonesia memiliki kesamaan Akronim (Singkatan) kata yaitu P=Pancasila, B=Bhineka Tunggal Ika, N=NKRI, U=UUD 1945 (PBNU),” jelasnya.

Terakhir dalam sambutanya, beliau menyampaikan bahwa 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara ini harus diperjuangkan dan dipertahankan, setiap perjuangan pasti ada rintangannya. “Jangan patah semangat, sebab setiap rintangan menandakan bahwa perjuangan tersebut mendapat Ridlo dari Allah SWT,” tutupnya disambut dengan tepuk tangan dari Peserta.

Dilanjutkan Ibu Mulianah, perwakilan dari Muslimat NU Provinsi NTB, Ia menyampaikan mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh peserta dan seluruh masyarakat yang hadir.

“Saya menyampaikan kepada seluruh Masyakat, bahwa di momentum bulan Syawal ini, mari kita saling memaafkan agar kita senantiasa menjadi pribadi yang Fitrah dan suci Kembali seperti bayi yang baru lahir,” ungkapnya.

Kenapa penting kita belajar dan harus giat dalam mensosialisasikan 4 Pilar ini keseluruh masyarakat ?, “Itu karena kita memiliki kekayaan sosial yang sangat luar bisa, terdiri dari berbagai macam suku, ras dan budaya, yang harus disatukan menjadi satu Negara dibawah naungan Pancasila sebagai Ideologi bangsa, NKRI sebagai Bentuk Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai Semboyan Pemersatu Bangsa kita, dan kita patut mensyukuri perbedaan tersebut sebagai rahmat bagi Negara kita,” jelas Mulianah menambahkan.

Saat kegiatan tersebut berjalan, salah satu penanya yang berprofesi sebagai guru menyampaikan pendapatnya tentang yang terjadi saat ini, terkait dengan peraturan yang terlalu ketat mengatur tindakan guru terhadap anak didiknya.

“Sekarang ini banyak anak didik yang Melawan orang tuanya, membunuh orang tuanya, termasuk juga gurunya, kami menitip sebagai pendidik, kami mencubit anak didik kami demi kebaikan mereka, namun karena hukum yang terlalu ketat terhadap guru, guru di laporkan, justru itu menjadi sebab kenapa anak justru makin nakal, mohon supaya di carikan solusinya, begitu juga kepada bapak/wali jangan sampai sedikit-sedikit bawa golok mencari guru yang mencubit anaknya, padahal kami para guru melakukan itu demi kebaikan mereka,” harapnya.

Selanjutnya, Tuan Guru yang pernah mengenyam Pendidikan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah tersebut menjawab dengan tegas, bahwa memang urusan Pendidikan itu ada di Komite Tiga, dan saya berada di Komite Dua. “Namun saya tentunya nanti akan menyampaikan hal tersebut sebagai Aspirasi yang Memang perlu dicarikan Solusinya,” jawabnya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article