Rencana Reaktivasi Rel KAI di Madura Mendapat Penolakan Supir Mini Bus

Syahril Abdillah
4 Min Read

Jf.Id- Reaktivasi rel Kereta Api Indonesia (KAI) jalur Bangkalan- Sumenep masuk salah satu agenda rencana percepatan pembangunan prioritas gerbang kertosusila pasca terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019.

Tak tanggung, anggaran yang akan dikucurkan dalam reaktivasi rel KAI Bangkalan- Sumenep mencapai sekitar Rp 3,3 Triliun. Anggaran tersebut bersumber dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pada Senin (10/02/2020) lalu, Anggota Komisi V DPR RI Syafiudin Asmoro mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten Bangkalan. Ia mendorong Bupati Bangkalan segera aktion menyambut perpres tersebut.

“Kita ingin mendorong pak bupati agar segera aktion. Kemarin memang sudah aktion tapi masih dengan internal, sekarang harus lebih formal, dan pak bupati dengan bapak wakil bupati sudah siap untuk urusan investasi, ini yang terpenting,” ujarnya.

Pasca lahirnya Perpres tersebut, Bangkalan disebut memiliki delapan (8) agenda rencana pembangunan prioritas. Yaitu: Pembangunan pelabuhan Bulupandan, pembangunan jalan tol Tanjung Bumi- Bulu Pandan, Pembangunan Indonesia Islamic Sasience Park (IISP).

Selain itu, terdapat pembangunan Madura Industri Seaport City, Pembangunan Industri Terpadu dengan pelabuhan Tj Bulupandan,
Pembangunan Jalan Modung Sereseh, Reaktivasi jalur Kereta Api (KA) Kamal- Sumenep, Pembangunan ART (Autonomus Railrapid Transit rute kamal stasiun Bangkalan- Stasiun Surabaya Pasar turi.

Legislator asal Dapil Madura itu menyebut anggaran yang akan turun ke Bangkalan mencapai 406, 955 triliun. Salah satunya diperuntukkan untuk reaktivasi rel KAI Bangkalan- Sumenep.

“Ini bertahap seperti pembangunan ibu kota, minimal percepatan pembangunan di jawa timur ini semasa bapak presiden menjabat selama 5 tahun ini,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Amin Imron mengaku siap menyambut rencana pembangunan besar yang diamanatkan Perpres 80 Tahun 2019.

Terkait reaktivasi rel KAI, Ra Latif menyebut harus menyiapkan infrastruktur baru. Karena, jalur yang dulu digunakan sudah banyak berdiri bangunan dan pemukiman warga.

“Kalau mengaktifkan yang lama sulit. Harapan kami reaktivasi dengan infrastruktur yang baru. Ini kami sampaikan ke H. Syafi’,” ujarnya.

Meski reaktivasi rel KAI belum diketahui kapan akan dimulai, namun sejumlah sopir mini bus mulai menyoroti rencana tersebut. Salah satunya diungkapkan Somad (46) salah satu sopir mini bus di wilayah madura.

Ia mengungkapkan, pihaknya kurang sepakat apa bila KAI masuk kembali ke kawasan Madura. Menurutnya, hal itu akan merugikan sopir-sopir yang lain, karna diakui atau tidak jika KAI aktif kembali akan mengurangi pendapatannya.

“jelas mas jika KAI kembali beroperasi pasti akan mengurangi pendapatan kami dilapangan,” ujarnya sambil mengendalikan setirnya.

Tidak hanya itu, pria kelahiran Sampang itu mengaku kegiatan menyupir bis mini ini merupakan mata pencaharian satu-satunya.
“Yaa ini mas, belum ada kreta api saja susahnya minta ampun cari penumpang, apalagi kalau nanti ada kreta api, pas gimana jadinya mas,” tuturnya lagi.

Ia berharap, pemerintah tidak tutup mata terhadap nasib masyarakat kecil, khususnya para supir yang mencari nafkah bagi keluarganya. Jika rel KAI menjadi kebutuhan dasar percepatan pembangunan, lantas bagaimana dengan nasib para supir.

“Ya harus peka dong, sekarang aja kami sepi mas. Apalagi jika kereta api diaktifkan kembali,” tandasnya.

Laporan: Syahril

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article