Pilkada Sumenep, Corona, dan Hilangnya Batang Hidung para Calon

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read

Opini jfID – Pilkada Sumenep yang tidak menentu, dan dampak Pandemi membuat sendi perekonomian masyarakat terpuruk. Lantas, kemana batang hidung para Bacalon? Semuanya hanya tertunduk di papan baliho dan spanduk yang terpampang di jalanan.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bukanlah sebuah alasan, seorang Bacalon hilang ditengah penderitaan masyarakat. Atau kecurigaan saya, soal penghematan para Bacalon ditengah Pandemi Covid-19, agar bahan bakar (kost Politik) tidak habis di detik-detik pemilu.

Pencitraan dan ketulusan, saat ini berbeda tipis. Namun, hal itu tak berlaku di saat masyarakat butuh beras. Sekali lagi, butuh beras, bukan masker. Karena dalam situasi saat ini, tidak bisa dibebankan hanya pada pemerintah daerah.

Masyarakat dalam keadaaan emergency, saat ini tak ada kata money politik. Yang ada hanyalah saling berlomba memberikan senyum manis pada masyarakat. Seperti halnya yang dilakukan Said Abdullah Institut bersama Bacabup Achmad Fauzi dengan Terawih plus-plus nya (memberikan uang saat Terawih). Walau sebagai Jurnalis, saya tidak perlu tahu, asal muasal uang itu.

“Jika ingin menjadi pemimpin, berikanlah contoh ditengah Pandemi,” Recep Erdogan.

Tunjukkan sejauhmana kemampuan para Bacalon meraih hati masyarakat. Karena, masyarakat tidak lagi bodoh. Saya percaya pada Bacalon, jika berbuat baik saat emergency seperti ini. Berikan sembako, berikan uang pada masyarakat. Kemana batang Hidungmu?

Jika ada Bacalon yang tiba-tiba hilang ditengah Pandemi, bisa dipastikan, mereka adalah penipu.

Pilkada bukanlah ajang tontonan dan ulasan menghibur, tapi sebuah aksi nyata yang dapat diterima dengan nalar sehat. Dengan demikian, kita bisa melihat, seberapa berkualitaskah para bakal calon Bupati dan wakil Bupati Sumenep? Anda bisa melihat secara gamblang disaat situasi ekonomi ambruk seperti ini.

Jika ada jargon politik “Sumenep Butuh Perubahan” lakukanlah hari ini. Jika ada jargon “Sumenep ingin baik” tunjukkan saat ini, jika “ekacocogi rakyat” tunjukkan, “bersama membangun Sumenep” ayo bangun saat ini dan jika ada jargon “Ngatase Asareng Ulama” tunjukkan. Segeralah. Jika tidak, mereka semua adalah pembohong.

Sebelum Pandemi Covid-19 berakhir, saya meyakini, jika tidak satupun manusia baik di Dunia ini. Sebab, ada scenario yang dibangun untuk saling curiga. Bagaimana tidak, Said Abdullah membagikan uang dibulan suci Ramadhan, dan banyak menuai protes.

Deni Puja Pranata

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article