Siswi SMP Islam As-Sunnah Aikmel Lotim Terancam Gagal UN

Rasyiqi
By Rasyiqi
4 Min Read
Siswi SMP Islam As-Sunnah Aikmel Lotim Terancam Gagal UN
Siswi SMP Islam As-Sunnah Aikmel Lotim Terancam Gagal UN

Jf.id – Tanpa sebab pasti, sejumlah siswa di SMP Islam As-Sunnah Bagek Nyaka, Kecamatan Aikmel Lombok Timur (Lotim) diberhentikan pihak sekolah. Siswa yang dikeluarkan ini rata-rata adalah kelas tiga dan hendak mengikuti Ujian Nasional (UN).

“Bukan hanya anak saya yang kaget dan heran, saya juga shok mendengar hal tersebut,” kata Sawaludin, salah seorang wali murid kepada Warta Jf.id via Whatsapp, Minggu malam (9/2/20) kemarin.

Sawaludin mengatakan, ia sebagai seorang ayah sangat tidak menerima jika anaknya tidak bisa mengikuti UN. Terlebih ia sendiri sudah mecoba menanyakan kebijakan pihak sekolah, tapi tidak mendapat jawaban.

Ia ingin tahu apa penyebab anaknya dikeluarkan dari Ponpes tersebut. Namun, pihak ponpes hanya menunjukan kertas yang berisi catatan dan poin pada setiap pelanggaran.

Namun, menurutnya ini tetap saja aneh. Mestinya, setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa diberikan peringatan kesalahan, bukan tiba-tiba dikeluarkan.

Selain itu, ia mengaku heran lantaran tidak mendapat penjelasan apa-apa. Alih-alih mendapat jawaban yang diinginkan, ia justru diminta mengangkat barang-barang anaknya yang masih berada di asrama pondok putri.

Andai pelanggaran seperti telat keluar dari kamar mandi, telat pasang gamis, telat pasang cadar dianggapnya pelanggaran sepele. Apalagi bentuk pelanggaran seperti kumpul dan bercanda dengan teman santriwati satu pondok pun dianggap lumrah.

Berbeda jika santri di sana melakukan pelanggaran seperti telat shalat, telat ngaji, dan ia tidak punya prestasi akademik. Baginya, jika hukuman yang diberikan pihak pondok adalah lumrah.

“Namun ini pelanggaran yang sifatnya remeh dibesar-besarkan,” tegasnya.

Ia menceritakan, pada saat anaknya kena operasi amandel, pihak sekolah tidak percaya. Pihak sekolah Baru percaya setelah ia menunjukan surat rujukan dari dokter. Itu pun, katanya, ada penundaan operasi dari pihak rumah sakit.

“Jadi waktu itu ada penundaan operasi, tapi pihak sekolah tidak mau tahu. Bahkan, anak yang lagi sakit disuruh balik ke Ponpes, ini kan aneh,” herannya.

Buntut dari kejadian itu, kini ia mencarikan anaknya sekolah baru agar bisa mengikuti ujian. Namun, berapa sekolah tidak bisa menerima lantaran data UN untuk SMP sudah dikirim.

Ia coba memasukkan anaknya kembali Ponpes semula. Hanya saja, ponpes tersebut tetap menolak.

Dari keterangan yang disampaikan pihak ponpes, jelasnya, bukan hanya anak Sawaludin saja yang dikeluarkan, tapi juga tercatat ada 15 orang yang dikeluarkan. Rata-rat dari 15 orang ini hendak ujian.

Senada juga disampaikan Kartini. Orangtua murid yang satu ini juga mengaku shok. Selain itu juga, yang paling ia takutkan adalah semangat anaknya yang ingin terus sekolah jadi hilang.

“Sekarang anak saya agak murung dan ingin seceptnya ujian. Saya berharap ada solusi dari perosoalan ini, terutama dari Dinas Pendidikan karena ini menyangkut masa depan anak,” ucapnya.

Terpisah, jajaran pengelola Ponpes As-Sunnah yang dikonfirmasi media ini memilih bungkam. Tdaia ada klarifikasi jelas yang diberikan terkait dikeluarkannya 15 santrinya.

“Saya tidak bisa berikan jawaban terkait persoalan santriwati yang kami keluarkan. Saya harus konfirmasi dengan pimpinan,” ucap Kepala Sekolah SMP Putri Assunah Bagik Nyaka, Khaironi.

Saat didesak terkait alasan dikeluarkan santrinya, Khaironi tetap bersikukuh tidak memberikan jawaban. Ia hanya beralasan demi menjaga nama baik ponpes. Jika ia diizinkan dipastikan ia akan memberi konfirmasi terkait keluhan orangtua siswa.

BUNGKAM: Jajaran Ponpes Assunnah Bagik Nyaka, Aikmel bungkam saat diminta klarifikasi terkait dikeluarkan siswinya. (Lns)

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article