Penderita DBD di Bangkalan Meningkat, 1 Orang Disebut Meninggal Dunia

Syahril Abdillah
2 Min Read
Ilustrasi: Foto (Merdeka.com)

JfID– Sebanyak 20 orang warga di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur terkena wabah penyakit demam berdarah (DBD) atau demam dengue.

Data tersebut dihimpun dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, terhitung sejak bulan Januari hingga Februari tahun 2020.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan melalui Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit menular, Maryamah menuturkan, dari 20 orang itu, satu orang diantaranya meninggal dunia akibat DBD.

“Data yang kita miliki ada 20 orang yang terkena DBD. Satu orang meninggal dunia asal Arosbaya,” ungkapnya kepada Jurnal Faktual.Id. Jumat (13/03/2020).

Pada bulan Januari, sebanyak 9 orang terjangkit wabah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk (DBD). Sementara, pada bulan Februari sebanyak 11 orang.

“Jadi total keseluruhan yang terserang penyakit DBD ini ada 20 orang, itu data hanya dari januari sampai februari, untuk bulan ini (maret) belum masuk ke kami,” terangnya.

Pihaknya kata Maryamah terus berupaya melakukan penncegahan agar wabah DBD tidak terus menyebar. Salah satu langkahnya adalah melakukan penyemprotan (fogging).

“Kami juga mengajak sekaligus menghimbau kepada mayarakat untuk hidu bersih, jangan membiarkan lingkungan kita kumuh, apalagi menampung air di wadah terlalu lama, karena nyamuk bersarang disana,” tandasnya.

Penting diketahui, Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue seperti dikutip dari www.allodokter.com.

Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di wilayah tropis dan subtropis. Diperkirakan terdapat setidaknya 50 juta kasus demam berdarah di seluruh dunia tiap tahunnya.

Disebutlan pula, Demam berdarah merupakan salah satu penyakit tropis yang banyak ditemukan di Indonesia. Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam berdarah telah menjadi penyakit endemik di Indonesia sejak tahun 1968. Sejak itu, penyakit ini menjadi salah satu masalah utama di Indonesia, dengan penyebaran dan jumlah penderita yang cenderung meningkat setiap tahun.

Penulis: Syahril

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article