Demokrasi Dikebiri, Pemilihan Raya Universitas Syiah Kuala Gagal

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read

Surat Publik | Pemilihan Raya Universitas Syiah Kuala 2019 berlangsung tidak kondusif dan diwarnai dengan kecurangan-kecurangan yang terjadi dibeberapa fakultas. Pemilihan Raya yang seharusnya menjadi laboratorium demokrasi di Unsyiah, tercoreng karena ada beberapa oknum yang mencederai proses tersebut. Beberapa kecurangan terjadi diantaranya di Fakultas Teknik dan Fakultas Kelautan dan Perikanan.

Di fakultas teknik ada beberapa saksi di usir dengan alasan yang tidak konkrit dan tidak jelas bahkan proses perhitungan suara juga berlangsung tertutup dan tidak dapat disaksikan oleh semua pihak, yang lebih disayangkan bahkan ketua KPR sendiri yaitu Muhammad Reyfandi tidak diperbolehkan menyaksikan perhitungan suara oleh oknum dari Fakultas Teknik.

Seharusnya KPR yang merupakan lembaga independen dalam penyelenggaraan PEMIRA ini berhak memastikan PEMIRA berlangsung aman dan terbebas dari kecurangan-kecurangan namun dengan sikap yang tidak humanis yang dilakukan oleh beberapa oknum membuat indepedensi dan hak-hak KPR tercederai. Yang lebih disayangkan lagi kejadian-kejadian seperti diatas disaksikan oleh Wakil Dekan III Teknik dan pihak yang bersangkutan tidak bersikap sama sekali. Kejadian-kejadian kecurangan ini tidak hanya terjadi ditahun ini, setiap tahunnya Fakultas Teknik juga seakan menjadi fakultas yang sangat mencekam dalam proses PEMIRA.

Sikap represif dari oknum-oknum di Fakultas Teknik tidak pernah ditindak secara tegas dan seakan pihak dekanan dan rektorat membiarkan dan menyokong aksi ini terus terjadi setiap tahunnya. Proses demokrasi yang seharusnya berlangsung terbuka, humanis dan terbebas dari intervensi seakan tidak tergambar sama sekali di Fakultas ini.


Di Fakultas Kelautan dan Perikanan kecurangan lain juga terjadi, kertas suara yang diberikan kepada pemilih lebih dari satu kertas suara, di dalam lipatan satu kertas suara terdapat dua sampai tiga kertas suara didalamnya. Hal ini merupakan kecurangan yang sangat serius dan mencederai proses demokrasi di Unsyiah.

Hal semacam ini perlu penindakan keras dari pihak kampus, jika terus menerus kejadian yang sama terjadi, maka kampus Unsyiah yang merupakan Universitas yang terkemuka dapat dipertanyakan. Jika dalam proses demokrasi saja pihak Unsyiah tidak mampu mengakamodir dengan baik, lalu bagaiman dengan hal-hal lainnya.

Surat Publik dari Jufri



*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article