Ojol NTB Aksi Damai Perketat Pintu Masuk

M. Rizwan
4 Min Read

jfID,- Puluhan Ojek Online (Ojol) melakukan aksi damai di Perempatan Post Buaya depan Kantor Gubernur NTB, jalan Pejanggik Mataram. Kamis,02 Maret 2020.

Aksi damai ini merupakan bentuk kepedulian para Ojol terhadap kondisi NTB, semakin kurang baik dilihat dari angka positif Virus Corona bertambah menjadi enama (6) orang. Begitu juga data Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1. 025 dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) diangka 36 orang.

Kondisi ini membuat para Ojol meminta kepada Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah untuk menutup sementara pintu masuk seperti Bandara dan Pelabuhan bagi orang luar NTB. Ini semua demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di NTB.

Koordinator Ojol Pulau Lombok, Budi Suseno menyampaikan, turunnya para pelaku Ojol dijalan bukan bentuk protes namun aksi damai bentuk kepedulian agar korban Covid-19 di NTB tidak bertambah.

“ini bentuk menumbuhkan kepercayaan bahwa NTB aman dibandingkan Provinsi lain. Begitu halnya para pelaku Ojol yang mencari nafkah lewat jasa transportasi itu sangat aman dari Virus Corona. Jangan takut, kami yakin dan jamin bahwa para Ojol selalu menjaga kebersihan,”ungkapnya pada saat aksi damai Kamis (02 Maret 2020) di Mataram.

Budi menjelaskan mengapa menyebut para Ojol masih aman dari Covid-19, karena di perkumpulan Ojol sangat ditekankan jaga kebersihan dan mengutamakan kepercayaan. Dimana setiap supermarket untuk mengambil pesanan konsumen, suhu tubuh dan kesehatan para Ojol diperiksa, baru boleh mengambil orderan.

“sebelum banyak korban positif Covid-19, kami berharap dan meminta kepada Gubernur, dibawahnya Dinas Perhubungan dan instansi lain, supaya tutup sementara pintu masuk ke NTB ini,” kata dia.

Dia mengakui, jika tidak ada ketegasan dari Gubernur NTB dan pihak terkait, maka keberadaan Covid-19 ini berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat, terlebih Ojol.

Saat ini para Ojol harus menanggung beban tunggukan dan tagihan akibat pendapatan jauh lebih berkurang. Sebelumnya, setiap hari para Ojol bisa mendapatkan hasil Rp. 200.000 per hari sebelum merebaknya wabah Virus Corona ini, namun sekarang, sangat bersyukur mendapatkan Rp. 50.000 per hari.

Artinya, lanjut Budi minimnya pendapatan berdampak tidak bisa membayar kredit di Finance. Disatu sisi, Finance tidak mau tahu kondisi saat ini yang dilanda Virus Corona.

“realita Finance tidak mau tahu, kalau telat bayar, disuruu bayar bunga. Memang ada keringanan tidaj bayar setoran tetapi bunga tetap berjalan,”ujarnya.

Para Ojol yang jelas tidak pernah meminta kepada Gubernur NTB untuk Lock Down, namun setidaknya lebih memperketat pintu masuk dalam hal pemeriksaan. Tidak boleh orang luar masuk, selain warga NTB, kemudian lebih selektif dan perketat sisi kesehatan.

“kalau mau lock down, iya harus bayar kredit Finance kami,”cetusnya.

Budi menambahkan, aksi damai para Ojol ini sembari membagikan 100 masker dan 4 botol handsanitizer isi 400 Ml secara gratis dari hamba Allah kepada para pengguna jalan yang membutuhkan. (Riz)

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

TAGGED:
Share This Article