Nasib Pengrajin di Sumenep

Ach Junaidi
3 Min Read
Pengrajin sangkar ayam di Sumenep
Pengrajin sangkar ayam di Sumenep

jfid – Nasib pengrajin dari bahan bambu di kabupaten Sumenep, mengalami kesulitan teramat. Pengrajin sangkar ayam dan anyaman dari bambu ini mengatakan, jika di tengah situasi pandemi Covid 19. Alami penurunan omset drastis.

Di tahun-tahun sebelumnya, pengrajin sangkar ayam dari bambu ini mampu menghabiskan berkisar 50 sampai 75 sangkar tiap bulan, kini sudah menurun drastis, menjadi 25 sampai 30 sangkar setiap bulan. Harga persatuan sangkar tersebut, dibandrol se harga 80.000.

Rasidi, sebagai pengrajin sangkar ayam dan anyaman di desa Meddelan kec. Lenteng kab. Sumenep mengatakan,

“Semenjak ada wabah Corona, penjualan sangkar ayam mulai berkurang mas, jadi kalau dimasa pandemi Covid-19 seperti saat sekarang, saya memang produksi lebih sedikit dari sebelumnya, ” terang Rasidi pada jurnalfaktual.id. Minggu (14/2/2021).

Dampak ekonomi dari wabah covid, sangat berpengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat yang bisa dikatakan pengusaha menengah ke bawah.

Disatu sisi, Hawani sebagai istri Rasidi, menceritakan kepada jurnalfaktual.id, bahwa, Rasidi pernah menolak pesanan dari salah satu konsumen dengan jumlah pesanannya 100 sangkar dengan alasan keterbatasan alat pengrajin, Rasidi hanya memakai peralatan sederhana seperti gergaji manual dan bor manual yang di buat dari potongan ruci sepeda motor.

Keterbatasan peralatan tersebut, juga menjadi kendala untuk menghasilkan target pesanan para konsumen. Para pengrajin membutuhkan peralatan canggih seperti Gergaji Elaktronik dan Bor duduk.


Selain itu, pelanggan Rasidi bukan hanya daerah Sumenep saja. Namun, berasal dari Pamekasan, Sampang dan Bangkalan. Selain itu, juga sering berdatangan ke rumah Rasidi, bahkan dari pulau Jawa dengan tujuan memesan sangkar buatan Rasidi.

Rahem salah satu saudara dari Rasidi pengrajin sangkar, membenarkan bahwa :
” Sebenarnya pelanggan saudara saya menyebar luas mas. Cuma kendalanya, dia peralatannya pakai manual semua, disisi lain Sekarang musim Corona, yang jelas ekonomi masyarakat termasuk juga pelanggannya mengalami penurunan mas,” terang Rahem kepada jurnalfaktual.id.

Para Pengrajin Anyaman

Selain itu, Sadili adalah salah satu pengrajin anyaman, juga mengalami hal yang serupa dengan Rasidi. Dimana sebelumnya, setiap Minggunya, Sadili bisa memproduksi anyaman se banyak 80 anyaman, kini bisa produksi sebanyak 40 anyaman tiap Minggu. Sadili menjual anyaman tesebut kepada pedagang seharga 10.000.

Sadili mengatakan, ” Setiap Minggu, saya bisa memproduksi 20 sampai 40 anyaman pak. ” tutur Sadili pengrajin anyaman. Saat ini Banyak pengrajin yang mengalami penurunan omset sangat drastis.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article