Ketersediaan Oksigen dan Obat-obatan untuk Pasien Covid-19 di NTB Aman

Lalu Nursaid
3 Min Read
Foto : Gubernur Dr. Zul saat melihat pengemasan dan persiapan proses pengiriman oksigen ke pulau Sumbawa, oleh CV. Bayu Bangun Sakti (BBS Oxygen), di Jalan Lingkar Selatan Mataram.
Foto : Gubernur Dr. Zul saat melihat pengemasan dan persiapan proses pengiriman oksigen ke pulau Sumbawa, oleh CV. Bayu Bangun Sakti (BBS Oxygen), di Jalan Lingkar Selatan Mataram.

jfid – Memastikan ketersediaan oksigen yang aman dan tercukupi di masa pandemi Covid-19, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., mengunjungi 2 lokasi produsen oksigen di NTB, Jumat, 23 Juli 2021.

Gubernur meminta masyarakat tidak cemas dan panik, karena pemerintah menjamin ketersediaan oksigen dan obat-obatan untuk pasien Covid-19. Termasuk untuk kebutuhan medis dan kesehatan.

“Masyarakat diharapkan tenang. Insya Allah di NTB tidak ada kelangkaan oksigen,” kata Gubernur Dr. Zul saat melihat pengemasan dan persiapan proses pengiriman oksigen ke pulau Sumbawa, oleh CV. Bayu Bangun Sakti (BBS Oxygen), di Jalan Lingkar Selatan Mataram.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur menegaskan, demi menjaga stok oksigen yang aman di Provinsi NTB, produksi oksigen yang dihasilkan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan daerah sehingga untuk sementara perusahaan tidak memenuhi permintaan dari provinsi lain.

“Ketersediaan oksigen yang diproduksi oleh CV. Bayu Bangun Sakti Mataram dan PT. Samator Gas di Gerung Lombok Barat, sangat cukup untuk stok di NTB. Bahkan permintaan dari provinsi lain tidak dilayani, demi menjaga stok yang aman bagi NTB,” jelas Gubernur.

Sementara itu, owner CV. Bayu Bangun Sakti, Max Suparta, mengaku bahwa stok oksigen untuk provinsi NTB, aman dan terkendali.

Menurut penjelasannya, saat ini kapasitas produksi bulanan perusahaan tersebut sebanyak 220 ton oksigen. Sedangkan kebutuhan sebelum pandemi hanya 80 ton oksigen. “Artinya ada peningkatan hingga 50 persen,” kata Max.

Dijelaskan terkait adanya isu kelangkaan oksigen di Pulau Sumbawa, ia membatah bukan karena tidak ada stok oksigen. Tetapi karena persoalan proses pendistribusian dan waktu pengiriman. Disamping jarak ke Bima, Dompu dan Sumbawa membutuhkan waktu tempuh yang agak lama.

Sedangkan dikatakannya, bahwa harga oksigen tetap stabil, tidak ada kenaikan, masih dengan harga Rp. 16.500,- / kg.

Untuk Rumah Sakit (RS) yang menggunakan liquid tidak terjadi kelangkaan, karena kontinuitas stoknya terjaga. Terutama yang di Pulau Lombok.

Guna menjaga ketersediaan pasokan di RSUD se-Pulau Sumbawa, pihaknya juga akan memasang tangki penyimpan oksigen Microbulk sistem oksigen cair di RS H.L. Manambai Abdulkadir yang berkapasitas 3 ton, RSUD Kota Bima 1 ton, dan RSUD Asy-Syifa 2 ton. “Ini semua untuk tetap menjaga stok oksigen di RS,” tutupnya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article