Kata Pengamat Ini, Virus Corona Sangat Mungkin Ganggu Kampanye Pilkada

Agus Supriyatna
4 Min Read
Girindra Sandino, Direktur Eksekutif Indonesian Democratic Center for Strategic Studies (Idecenters). Foto: dokumen pribadi

jfID – Bila penyebaran virus corona atau sekarang dikenal dengan nama Convid-19 tidak juga mereda di Indonesia bisa saja akan menganggu tahapan pemilihan kepala daerah (pilkada). Terutama tahapan kampanye terbuka yang melibatkan massa banyak.

Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Indonesian Democratic Center for Strategic Studies (Idecenters), Girindra Sandino di Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020. Menurut Girindra, pasca diumumkannya dua WNI yang positif terjangkit virus korona oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa hari yang lalu, sedikit banyak telah memicu kepanikan masyarakat. Seperti diberitakan oleh beberapa media online, di beberapa wilayah di Jakarta dan sekitarnya terjadi aksi borong barang kebutuhan di toko dan supermarket. Artinya, memang penyebaran virus corona Ini sudah bikin khawatir masyarakat. Sementara sebentar lagi, masyarakat di 270 daerah akan mengikuti pilkada, dimana salah satu tahapannya adalah kampanye terbuka yang melibatkan massa banyak.

” Ya, di saat virus mematikan itu menyebar, sebentar lagi rakyat di 270 daerah akan menggelar pilkada. Jika penyebaran virus corona ini juga mereda atau bahkan memburuk, bisa saja jika penyebaran virus ini tidak juga mereda, akan mengganggu tahapan pilkada,” kata dia.

Maka, dirinya menyarankan kepada penyelenggara pemilu dalam hal ini adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU), untuk menyusun langkah antisipatif. Perlu dipikirkan dari sekarang, langkah apa yang diperlukan, jika sampai masa kampanye terbuka tiba, penyebaran virus corona tak juga mereda.

” Sebaiknya ada langkah khusus untuk antisipasi itu. Dari sekarang langkah antisipatif itu dipikirkan. Misal, atau andaikata sampai masuk masa kampanye terbuka, penyebaran virus korona ini belum juga mereda, saya sarankan, sebaiknya kampanye terbuka yang melibatkan massa banyak itu distop saja dulu. Ini setidaknya bisa meminimalisir kemungkinan terburuk yang mungkin saja bisa terjadi,” katanya.

Tentu, kata dia, semua orang berharap penyebaran virus corona ini mereda. Obat penangkal virus mematikan itu pun diharapkan bisa segera ditemukan. Sehingga, penyebaran virus bisa secepatnya diakhiri. Kekhawatiran masyarakat juga bisa berakhir. Tapi jika tidak, semua pihak, perlu memikirkan langkah atau strategi apa untuk mengantisipasi itu. Termasuk KPU. Karena bagaimanapun kampanye terbuka itu melibatkan massa banyak. Akan banyak orang yang berinteraksi dalam ajang kampanye terbuka. Ini rawan sekali ada yang terpapar virus, jika ada satu orang saja yang terjangkit corona.

” Makanya kalau itu tetap belum mereda, saya sarankan kampanye yang melibatkan massa banyak distop. Peserta pilkada bisa merancang strategi lain untuk meyakinkan pemilih. Bahkan kalau itu terjadi, ini bisa jadi momentum bagi pasangan calon dan tim suksesnya merancang strategi kampanye yang cerdas tanpa harus melibatkan massa banyak,” katanya.

Kampanye kata dia, mungkin bisa via media sosial. Penyebaran gagasan, program dan janji kampanye bisa lewat media massa atau platform lain yang tak memerlukan tatap muka langsung. Tanpa ada interaksi massa banyak. Dan di era digital ini, kampanye tanpa tatap muka, tanpa melibatkan massa banyak, sangat mungkin dilakukan.

” Asal mau berpikir saja, platform apa yang tepat untuk digunakan sebagai media kampanye. Yang penting tepat sasaran,” kata Girindra.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article