Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
No Result
View All Result
Kirimkan
Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
Kirimkan
  • Login
  • Register
New & Opini
Home Berita

Jejak Empu Pertama di Sumenep

by Deni Puja Pranata
6 bulan ago
in Berita, Budaya
Reading Time: 6min read
0
Makam di Desa Aengtongtong yang bertuliskan Aksara Simbol (Foto: Redaksi)

Makam di Desa Aengtongtong yang bertuliskan Aksara Simbol (Foto: Redaksi)

Share on FacebookShare on Twitter

jfID – Menelusuri jejak empu Keris pertama di Sumenep. Di sebuah dusun Aendena, Desa Aengtongtong, Kecamatan Bluto, terdapat sebuah makam yang bertuliskan aksara manuskrip, yang hingga detik ini perlu keterangan ahli arkeologi untuk menerjemahkannya.

Makam tersebut, terdapat empat nizan. Dua nizan bertuliskan aksara manuskrip dan dua nizan bertuliskan aksara Arab. Menurut cerita tutur masyarakat setempat, makam itu diketahui sejak lama. Dan tidak diketahui secara jelas, baik secara tertulis mengenai tahun wafatnya.

Seorang nenek Suhri berusia 90 tahun, menjelaskan tentang asal muasal empu keris di desa Aengtongtong. Dirinya mendapat cerita dari nenek moyangnya, “jika Mpu Kacang memiliki keturunan Kyai Barsi dan Kyai Barsi memiliki keturunan Kyai Dira,”.

Kyai Dira inilah yang menjadi titik empu ke emasan, per-“mpuan” di Desa Aengtongtong. Diceritakan oleh Nenek Suhri, jika Kyai Dira atau Mpu Dira melakukan Tapa di gunung Agung (Gunung yang diduga Gunung Blega, Kabupaten Bangkalan). Dan Mpu Dira mencipta sebuah Pusaka yang dikenal dengan pusaka Tombak Segoro dan Pusaka Kalentang.

Tombak Segoro bisa kita tarik atau kaitkan dengan nama Pangeran Segoro. Pangeran Segoro sendiri adalah keturunan dan cucu dari kerajaan Meddang Kumalan, Sang Hyang Tunggal, yang menjadi cikal bakal manusia pertama di Madura. Baca: Asal Muasal Madura. https://jurnalfaktual.id/opini/asal-muasal-madura/

BACAJUGA

No Content Available

Namun, Para empu-empu di desa Aengtongtong tidak sepopuler Mpu Kelleng ataupun Mpu Karangduak yang kita kenal dengan nama Kyai Murkali.

Empu Kelleng, dikenal oleh masyarakat Sumenep, karena kisah hidupnya menjadi pitutur dengan menjadi ayah angkat Jokotole. Dari menemukan Pangeran Jokotole bayi saat di hutan dan mengasuhnya hingga Jokotole menjadi raja Sumenep yang ke 13 selama 45 tahun (1415-1460).

Atau kisah harimau Raja Sumenep pertama, Badrul Baidhawi, tahun 1254 M yang Harimaunya lepas dan ditaklukkan oleh Kyai Murkali atau Mpu Karangduak.

Atau empu-empu leluhur desa Aengtongtong tidak sepopuler Mpu Banuaju atau Mpu Poteran yang menciptakan keris dan golok yang estimasinya tersebar di Kabupaten Sumenep.

Semua yang tercatat dalam sejarah adalah kemenangan dari para tokoh dan kekuasaan. Karena sejatinya, sejarah sendiri tercipta karena kekuasaan.

H. Sanamo, tokoh adat masyarakat Aengtongtong yang juga keturunan Mpu Kacang menjelaskan pada jurnalfaktual.id, jika di desanya terdapat artefak-artefak yang menunjukkan adanya empu-empu yang hidup jauh sebelum adanya Kerajaan di Sumenep.

“Dahulu kala, di desa Aengtongtong dibawah tanah,  kedalaman 4 meter, ditemukan “Cetok” Kuno (peralatan bangunan kuno, red) dan lempengan emas. Tapi sayang, lempengan emas itu sudah dilebur menjadi bahan keris. Namun, masih banyak penemuan-penemuan (artefak, red) yang disimpan di museum desa,” terangnya, pada jurnalfaktual.id, Selasa (14/7/2020).

Tesis kedua, sebagaimana UNESCO mencatat, tentang empu terbanyak se Asia, menunjukkan tanda-tanda warisan leluhur para Mpu di desa Aengtongtong. Hal tersebut, disampaikan Bayu Firnanda, peneliti Keris yang fokus meneliti dunia perkerisan di desa Aengtongtong dan sekitarnya.

“Pada tahun 2012 badan khusus PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) mengakui jumlah empu di Sumenep terbanyak di Asia Tenggara. Jumlahnya mencapai 524 orang. Dari jumlah itu 80% tinggal di desa Aeng Tong-Tong. Sisanya tersebar di desa Pore, Talang, Palongan, Aeng Baja Raja” jelas Bayu Firnanda, Peneliti Keris. https://jurnalfaktual.id/berita/unesco-sebut-sumenep-miliki-empu-terbanyak-se-asia-tenggara/

Penguatan argumentasi, jika jejak empu pertama di Sumenep dimulai dari desa Aengtongtong, kembali dijelaskan oleh H. Sanomo.

“Makam-makam kuno tersebut, adalah makam leluhur desa dan para sesepuh Mpu Kacang. Hal itu, sudah menjadi cerita tutur masyarakat desa Aengtongtong,” imbuh H. Sanamo, keturunan Mpu Kacang dan tokoh adat masyarakat Aengtongtong.

Adapula cerita rakyat, jika Makam tersebut adalah makam pangeran Bukabu (Notoprojo). Pangeran Bukabu tercatat memerintah pada tahun 1339-1348 M (Wilayah Ambunten). Namun, jika ditarik korelasi pangeran Bukabu dengan seorang Mpu, ini masih menjadi pertanyaan-pertanyaan yang perlu konklusi.

Korelasi rasional, sebuah mahakarya Mpu Dira dengan Tombak Segoro lebih erat kaitannya dengan kehidupan yang tak jauh dari dimana zaman Pangeran Segoro Hidup. Hal itu menjadi sebuah konstruksi, asal muasal pertama ada manusia Madura dengan sebuah penciptaan pusaka keris dan tombak yang tidak jauh dari generasi Pangeran Segoro (Manusia pertama Madura).

ShareTweetSendShare

Related Posts

Foto : ketua Dekranasda Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah

Dekranasda NTB Dukung Kerajinan Tenun Ikat

1 hari ago
Foto : Wakil Gubernur NTB Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalillah saat meresmikan Lapak Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur

Umi Rohmi Dorong Produk Pringgasela Mendunia

1 hari ago
Foto : Pelaku pencabulan saat diamankan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Mataram

Mantan Anggota DPRD NTB Empat Periode Cabuli Anak Kandung

2 hari ago

Awal Tahun 2021, Polisi Bangkalan Ringkus 13 Budak Sabu

2 hari ago
Foto : Menteri Dalam Negeri (Mendagri) sekaligus mantan Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian

Ini Pesan Tito Karnavian ke Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit

5 hari ago
Foto : Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah bersama pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) saat Rapat Kerja KONI NTB 2021 yang berlangsung di Hotel Astoria

Bang Zul Ajak KONI dan Seluruh Atlet Kompak Serta Jaga Kebersamaan di PON Papua

5 hari ago
Load More
Next Post

Gelar Promofest Hotel dan Restoran, SWIM Nilai ITDC tak Pahami Medan

Discussion about this post

POPULER

  • Baca
  • Opini
  • Berita
Opini

90% Warteg akan Terpukul Tutup di Tahun 2021, UKM Lainnya Bagaimana?

22/01/2021
Foto : ketua Dekranasda Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah
Berita

Dekranasda NTB Dukung Kerajinan Tenun Ikat

22/01/2021
Foto : Wakil Gubernur NTB Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalillah saat meresmikan Lapak Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur
Berita

Umi Rohmi Dorong Produk Pringgasela Mendunia

22/01/2021
Foto : Pelaku pencabulan saat diamankan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Mataram
Berita

Mantan Anggota DPRD NTB Empat Periode Cabuli Anak Kandung

21/01/2021
Jurnal Faktual

© 2020

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Rilis Berita
  • Saran Translate

Terhubung

No Result
View All Result
  • Opini
  • News
    • Birokrasi
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Wisata
    • Profil
    • Polling
  • Kirim Tulisan
  • Login
  • Sign Up

© 2020

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.