Dinas KB P3A: Penting Memberikan Pemahaman Terkait Pelecehan Seksual Terhadap Anak Perempuan

Syahril Abdillah
3 Min Read
Kepala Dinas KB P3A Amina Rahmawati (Foto/Lah)

Bangkalan,Jurnalfaktual.Id- Kasus pencabulan yang menimpa Bunga (nama samaran) yang terjadi beberapa hari lalu menjadi warning tersendiri bagi sejumlah pihak di Kabupaten Bangkalan. Khususnya bagi Dinas Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak (KB- P3A).

Bunga merupakan seorang siswi yang masih duduk di bangku kelas 1 sekolah dasar di SDN Trogan 1, Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan. Ia menjadi korban pemuas nafsu birahi yang diduga dilakukan oleh seorang oknum guru berisial NHY (56).

Kepala Dinas KB- P3A Kabupaten Bangkalan, Amina Rahmawati mengaku perihatin dan tidak menyangka bahwa anak seusia dia bisa menjadi korban pencabulan. Bahkan oknum guru yang diduga melakukan perbuatan asusila tersebut berstatus Pegawai Negeri sipil (PNS).

“Sangat perihatin, kejadian ini terjadi pada anak- anak kita yang merupakan tunas bangsa dan negara,” ujar dia saat ditemui diruang kerjanya. Rabu (4/12/2019).

Amina mengatakan, memberikan pemahaman pelecehan seksual terhadap anak yang kondisinya masih kecil sekalipun ternyata sangat penting agar kejadian memalukan tersebut tidak kembali terjadi.

” Ini anak kecil gak ngerti bahwa hal seperti itu karena belum terfikirkan. Maka seharusnya mereka itu segera dipahamkan agar kasus seperti ini kedepan tidak terjadi lagi,” ungkap dia.

Pihaknya kata dia, masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memberikan pendampingan terhadap korban. Tak hanya itu, Ia juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) agar kasus serupa tidak terulang di lingkungan sekolah.

“Misal ada kegiatan sekolah kita mencoba memberikan masukan dan usulan agar anak- anak diberik pengertian terkait hal seperti itu, meski terbilang tabu bagi anak tapi ini penting,” kata dia.

Perempuan yang pernah menjabat sebagai Kepala Disnaker Bangkalan itu menyebutkan, kasus kekerasan dan pelecehan yang menimpa anak dan perempuan di Bangkalan sepanjang 2019 tercatat sebanyak 21 kasus.

Rata- rata, lanjut dia, korban kekerasan melaporkan setelah kejadian. “Jadi jumlahnya kasus kekerasan terhadap perempuan masih cukup tinggi, termasuk kejadian kasus pencabulan terbaru ini,” sebutnya.

Kedepan, Ia berharap kejadian serupa tidak kembali terulang di kabupaten ujung barat pulau madura. Selain itu, Ia juga meminta para keluarga khususnya ibu- ibu yang memiliki anak balita atau remaja memberikan pemahaman agar bisa terhindar dari perilaku pelecehan seksual.

“Salah satu bentuk kegiatan kita yaitu mengajak tim bersama lintas sektoral seperti dinkes, RSUD dan instansi lain sama sama mengadakan kegiatan menekan angka rawan kekerasan terhadap perempuan,” tandasnya.

Penulis: Lah

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article