Rusdianto Gagas Pendirian EKRAF Center Bersama Milenial Pulau Sumbawa

Rasyiqi
By Rasyiqi
4 Min Read

jfid – EKRAF Center berdiri pertama di Pulau Sumbawa. Bertujuan menghimpun dan berdayakan milenial yang tergabung dalam berbagai kegiatan ekonomi kreatif.

Narasumber kali ini, wawancara ekslusif dengan Rusdianto Samawa, pendiri dan penggagas Ekraf Center yang memiliki konsep terintegrasi dalam berbagai kegiatan bisnis dan usaha.

Menurut Rusdianto “secara kelembagaan ada #KawanRusdiKawanKita yang intensifkan informasi dan kreativitas melalui metode edukasi bisnis, elaborasi ide dan pengetahuan yang dimiliki oleh banyak sumber daya manusia di Pulau Sumbawa,” ungkap Rusdianto.

Lanjutnya, “EKRAF Center miliki peran utama memberi keseimbangan antara tenaga pemuda pemudi produktif (demografi) dengan kekuatan sumber daya alam sebagai bahan baku. Hal ini di Pulau Sumbawa belum ada yang kerjakan,” katanya.

EKRAF Center bisa saja sebagai produksi yang utama. Konsep ini biasanya akan didukung dengan keberadaan industri kreatif yang menjadi pelaksana dari setiap komoditas bisnis.

“Nah, Pulau Sumbawa memiliki kekayaan yang sangat luar biasa besar, mulai dari Kelautan dan Perikanan, UMKM, UKM, IKM, Seni budaya, digital printing, Advertising (Periklanan), Arsitektur, Pasar Barang Seni, Craft (Kerajinan), Desain, Fashion, musik, game (permainan interaksi), Video, Film, dan Fotografi, Televisi (Broadcasting), ekowisata, produk unggulan desa-desa dan lainnya,”

Intinya, ekonomi kreatif dan pariwisata yang kita dirikan ini lebih kedepankan kreativitas, pengetahuan, dan ide dari manusia sebagai aset untuk membuat perekonomian bergerak maju. Terutama pemuda-pemudi produktif untuk mendorong kembangkan sektor perekonomian.

Apalagi pariwisata kedepan, pulau Sumbawa bagian dari pengembangan dari berbagai aspek. Pariwisata Pulau Sumbawa kalau dipaksa pada promosi total, tidak akan maksimal. Maka harus ada pemicunya yang dapat dikunjungi masyarakat, seperti UMKM dan pasar-pasar diberbagai tempat spot wisata, misalnya Amahami, Lariti, Pantai Jempol, Saliper ate, serta lainnya.

Banyak sekali usaha-usaha yang bisa dijalankan dengan menggunakan konsep ekonomi kreatif dibawah EKRAF Center. Termasuk upaya-upaya distribusi ekspor bahan baku melalui kerjasama investasi pada komoditas wijen, kopi, getah pinus, kayu Sepang, kayu bakau, akar mengkudu, dan lake (kulit bakau).

“Sangat banyak sekali yang dikerjakan dalam investasi bahan baku yang bisa ekspor dari Pulau Sumbawa. Hal penting juga, harus hadir peluang kerja di Pulau Sumbawa melalui pelatihan, pendidikan, pemberdayaan, pendampingan dan pembimbingan masyarakat agar lebih produktif peningkatan sumber daya manusia,” terang Rusdianto.

EKRAF Center juga bisa bergerak di fasilitator perizinan semua produk UMKM di Pulau Sumbawa yang terintegrasi dengan kebijakan pemerintah. Terutama, Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh para pengurus PKK di setiap desa. Minimal mereka memiliki makanan khas kecil-kecilan yang ditampung di EKRAF Center yang nantinya bisa distribusikan ke seluruh toko-toko kecil, menengah, dan besar seperti Alfamart, Indomaret, dan lainnya.

Rusdianto berharap, EKRAF Center bisa menjadi fasilitator pembangunan usaha rakyat disegala sektor dalam bentuk barang jadi. Sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat diberbagai desa.

“Ekraf Center juga berkorelasi dengan seluruh UMKM dan IKM yang ada untuk membantu distribusikan ke seluruh sentra-sentra penjualan sehingga bisa memicu pertumbuhan pendapatan yang sebelumnya minus, kedepan bisa naik pendapatannya,” tutup Rusdianto.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article