Perempuan di Balik Pandemi Covid-19

Lalu Nursaid
3 Min Read
Foto : Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat menjadi narasumber dalam Webinar Penguatan Posyandu Keluarga yang digelar Pemerintah Provinsi NTB bekerjasama dengan Dinas Kesehatan NTB.
Foto : Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat menjadi narasumber dalam Webinar Penguatan Posyandu Keluarga yang digelar Pemerintah Provinsi NTB bekerjasama dengan Dinas Kesehatan NTB.

jfid – Ada peran perempuan yang sangat besar saat pandemi Covid-19 berlangsung. Ketika tatanan hidup normal baru mulai berlaku dan semua hal mulai terpusat di rumah. Perempuan memiliki posisi strategis dalam memberikan proteksi, edukasi dan menjadi penenang keadaan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat menjadi pembicara Webinar dalam rangka memperingati Hari Kartini Nasional dan Hari Bumi, Rabu, 28 April 2021.

Mengangkat tema “Perempuan Berkarya di Tengah Pandemi”, webinar tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I, Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia dan Pemerintah Provinsi NTB.

“Perempuan punya peran besar dalam pandemi Covid-19 ini, memproteksi, mengedukasi dan menenangkan keadaan,” jelas Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub.

Menurut wagub perempuan pertama NTB tersebut, peran perempuan sangat besar dalam melewati pandemi Covid-19 jika mau berkolaborasi dari mana aja. Terutama dari rumah yang menjadi scoop terkecil masyarakat.

Perempuan dapat mengedukasi anggota keluarganya tentang penerapan 5 M, yaitu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi. Hal yang sangat simple, jelas Ummi Rohmi, tapi diperlukan edukasi yang konsisten dan hal tersebut dapat dilakukan oleh perempuan.

Sementara narasumber yang lain, Ida Ayu Okta Suwati S, ST., M.Sc menjelaskan perempuan menjadi mahluk yang paling mudah beradaptasi saat pandemi Covid-19.

“Sifat perempuan mudah beradaptasi dan fleksibel. Pandemi harus kita lewati dengan berani seperti kata Ibu Wagub. Kita tangguh tapi kita butuh moment untuk tangguh,” jelasnya.

Menurut Dosen Tehnik Sipil Universitas Mataram tersebut, keterampilan perempuan banyak yang lahir karena pandemi Covid-19. Dari mulai membantu melewati masa krisis masker, para perempuan menjahit masler dari rumah masing-masing. Ditambah saat anak dan suami harus sekolah dan bekerja di rumah, para perempuan mendadak menjadi chef di rumah masing-masing.

“Di belakang kita melewati masa pandemi ini ada perempuan fleksibel dan mudah beradaptasi di baliknya,” tutupnya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article