jfid – Mengenal sosok dibalik kesuksesan perusahaan ternama di Madura, Esto Group. Jika di Amerika ada Elon Musk (pengusaha muda sukses) maka, di Madura ada H. Ghufron Haswal. Ia adalah seorang pemuda yang bisa membangkitkan perekonomian masyarakat.
Dibalik kesuksesan sebuah perusahaan, tentu ada tokoh penggerak yang memobilisasi sirkulasi manajemen perusahaan. Dialah H. Ghufron Haswal, pemuda asal desa Pore, kecamatan Lenteng, kabupaten Sumenep. Pemimpin orkestra dalam ritme perusahaan Esto Group.
Berbagai expansi usaha dijalani oleh Esto Group. Mulai memproduksi sandal jepit, distributor roti (Golden Hand) dan distributor elpiji. Motivasi H. Ghufron Haswal berbisnis, tidak lepas dari platfom sosial. Pertama, dirinya ingin menjadikan pemuda produktif di kabupaten Sumenep (upaya mengurangi pengangguran).
Selain itu, Esto Group memiliki program sosial rutin tahunan. Setiap bulan Ramadhan, H. Ghufron membagikan ribuan roti pada masyarakat untuk buka puasa.
H. Ghufron Haswal meyakini, jika konsep bisnis dalam platfom sosial adalah keyakinan yang memotivasi dirinya untuk terus melebarkan sayap perusahaan Esto Group.
“Alhamdulillah, roti Golden Hand menguasai pasar roti di Madura. Tidak hanya di Madura, bahkan Jember dan Situbondo. Esto Group hadir untuk membangun ekonomi kreatif Indonesia,” tukas Owner Esto Group, H. Ghufron Haswal.
H. Ghufron Haswal adalah distributor roti Golden Hand, roti yang dikenal sebagai rotinya rakyat Indonesia. Karena, harganya terjangkau. Seperti: Roti Stik, Rp 1.000, Roti Bulat Spesial Rp 1.000, roti bulat mini Rp 500. Roti tawar, ada tiga, Roti tawar mini Rp 3.500, roti tawar kentang (best seller), Rp 7.000, roti tawar jumbo Rp 5.500. Roti Jepang Murinaga, rasa ada tiga, diantaranya, coklat, kelapa, dan kacang ijo (besr seller).
Dilain hal, H. Abbas, kerabat dari H. Ghufron, menyebut, jika para pemuda di Sumenep atau di Madura, untuk belajar dari kesuksesan H. Ghufron Haswal.
“Untuk pemuda atau Mahasiswa ekonomi, perlu melakukan riset di Esto Group. Karena penting, sebagai refrensi yang perlu dipelajari. Sejauh mana H. Ghufron menjalankan bisnis,” terang H. Abbas.
