Danrem 162/WB Flashback Sejarah, Relasi TNI Dengan Ulama’ dan Santri

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read

jf.id – Danrem 162/WB, Kolonel CZI Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos, S.H, M.Han, saat menghadiri acara Haul Syekh Abdul Qadir Jaelani, Gus Dur dan TGH. M. Shaleh Hambali Bengkel memberikan beberapa relasi sejarah antara TNI dengan para Ulama’. Hal itu di uangkapkannya ketika menghadiri acara tersebut di YPP Qamarul Huda Bagu, Kec. Pringgarata, Kab. Lombok Tengah. Sabtu, 25/01/2020.

Flasha Back sejarah, Kolonel CZI Ahmad Rizal Ramdhani, S. Sos, SH. M.Han menyebutkan bahwa Jenderal Besar Soedirman yang terkenal gigih memperjuangkan kemerdekaan NKRI merupakan seorang kiyai dan santri pada saat itu.

“kita ketahui bahwa TNI dan Polri terbentuk sesudah NKRI merdeka, itu kalau kita baca sejarah, kami TNI Polri hadir disini bukan hanya menjaga keamanan, akan tetapi merayakan Haul ibu Kandung TNI Polri yakni ulama,” sebutnya.

Menurut Kolonel CZI Rizal Ramdhani, para kiyai, ulama, tuan guru dan santri adalah bagian yang tidak terpisahkan dari TNI.

“perlu diketahui bahwa NU adalah ibu kandung TNI Polri, karena yang memperjuangan kemerdekaan NKRI pertama kali adalah para kiyai, santri dan tuan guru,” imbuhnya.

TNI Polri dan santri adalah satu kesatuan dan mempunyai sejarah yang panjang, maka Kolonel CZI Rizal Ramdhani berharap ke depan, jebolan Pondok Pesantren atau Santri bisa lebih banyak untuk mengabdikan diri ke Negara melalui TNI Polri.

“satu tahun yang lalu Danrem 162/WB pernah mensosialisasikan ke Ponpes untuk menjadi prajurit dengan syarat menghafal 30 jus Al-Qur’an, sebab lebih baik santri yang mempunyai relasi panjang dengan TNI daripada anak-anak genk motor atau lainnya, sebab santri akhlaknya pasti terjamin lebih baik,” sebutnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Dr. KH. Manarul Hidayat, Ketua Lembaga Dakwah PBNU menerangkan bahwa ulama dengan negara tidak bisa dipisahkan, hal itu dikatakannya ketika Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan resolusi Jihad yang bermakna gabungan antara agama dengan rasa nasionalisme.

“kita bisa liat Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari berhasil menggabungkan antara agama dengan rasa nasionalisme yang mengatakan bahwa mencintai tanah air adalah sebagian dari iman untuk menggerakkan para santri dan masyarakat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” tuturnya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article