jfid – Berdasarkan catatan Bank Dunia, utang luar negeri Indonesia naik lebih dari dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Posisi utang Indonesia kemudian menanjak menjadi USD 307,75 miliar pada 2015, USD 318,94 miliar pada 2016, USD 353,56 miliar pada 2017, USD 379,59 miliar pada 2018, dan USD 402,08 miliar atau sekitar Rp5.634 Triliun pada 2019.
Menurut data jurnalfaktual.id, pada triwulan I 2023, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tetap terkendali. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2023 tercatat sebesar 402,8 miliar dolar AS. ULN pemerintah pada triwulan I 2023 tercatat sebesar 194,0 miliar dolar AS. Adapun hingga 31 Maret 2023, utang pemerintah mencapai Rp 7.879 triliun. Jumlah tersebut naik Rp 17,39 triliun dari Februari 2023 yang hanya Rp 7.816 triliun.
Utang negara Indonesia meningkat, dan ini memiliki beberapa dampak. Salah satu dampak utang luar negeri terhadap perekonomian Indonesia yang bersifat negatif adalah inflasi, yaitu kondisi dimana banyak barang dan jasa mengalami kenaikan harga dalam waktu yang lama dan tidak terkendali. Namun, utang luar negeri juga menjadi salah satu sumber pembiayaan untuk pembangunan nasional. Meski mengalami peningkatan, Bank Indonesia menyatakan bahwa utang negara Indonesia pada Februari 2023 masih terkendali yang tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di angka 39,7 persen.
Besaran Bunga Hutang Indonesia
Menurut data yang temukan, pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023, anggaran untuk pembayaran bunga utang menembus Rp 441,4 triliun, naik 35,5% dibandingkan yang tertuang dalam Perpres 98/2022. Anggaran tersebut sudah melonjak 60% dibandingkan pada 2019 atau sebelum pandemi Covid-19. Belanja pembayaran bunga utang juga tiga kali lipat lebih besar dibandingkan anggaran untuk bantuan sosial yang tercatat Rp 148.565,2. Tahun depan, negara akan membayar bunga utang sebesar Rp 426,8 triliun untuk bunga utang dalam negeri dan Rp 14,6 triliun untuk bunga utang luar negeri. Anda dapat menemukan informasi lebih lanjut di situs web CNBC Indonesia.