Menurut Dr. Matthew Roberts, ahli vulkanologi dari Kantor Meteorologi Islandia, letusan gunung berapi di Islandia disebabkan oleh pergerakan magma di bawah permukaan bumi, yang mencari jalan keluar melalui retakan-retakan di kerak bumi.
Islandia berada di atas dua lempeng tektonik besar, yakni lempeng Eurasia dan lempeng Amerika, yang saling menjauh satu sama lain. Hal ini membuat Islandia menjadi salah satu daerah paling aktif secara vulkanik di dunia.
“Kecepatannya sangat fenomenal. Ini adalah perambatan magma dalam jarak beberapa kilometer yang terjadi hanya dalam beberapa jam, melintas tepat di bawah Kota Grindavik seperti kereta barang,” kata Dr. Roberts.
Kota Grindavik, sebuah kota nelayan yang berada tepat di atas aliran magma, telah dievakuasi pada 11 November 2023, karena berisiko menghadapi “pancuran api” dan gas berbahaya.
Sebanyak 4.000 penduduk kota tersebut harus meninggalkan rumah dan harta bendanya, dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Kami tidak tahu kapan kami bisa kembali. Kami hanya bisa berdoa agar tidak ada yang terjadi pada rumah kami,” kata Sigridur Gudmundsdottir, salah seorang pengungsi asal Grindavik.
Meski demikian, tidak semua orang merasa takut dan sedih dengan letusan gunung berapi. Beberapa orang justru merasa kagum dan bahagia, karena dapat menyaksikan fenomena alam yang jarang terjadi ini.