Zara, Putri Ridwan Kamil, Menggugah Isu Identitas dengan Melepas Hijab di Bulan Suci

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
3 Min Read
xr:d:DAGAT-69vFs:437,j:965320150248924551,t:24040515
- Advertisement -

jfid – Di tengah cahaya bulan Ramadhan yang penuh berkah, sebuah keputusan mengejutkan datang dari salah satu anak dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Camillia Laetitia Azzahra, yang lebih dikenal dengan Zara, putri bungsu dari sang gubernur, baru saja memutuskan untuk melepas hijabnya.

Kabar ini tidak hanya menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang identitas, kebebasan beragama, dan pertimbangan personal yang mendalam.

Zara, yang saat ini sedang menempuh pendidikan di luar negeri, membagikan keputusannya melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.

Ad image

Dalam tulisannya, ia mengungkapkan bahwa keputusan ini bukanlah sesuatu yang dilakukan secara spontan, melainkan hasil dari banyak pertimbangan dan diskusi panjang dengan keluarga serta dirinya sendiri.

“Dalam pencarianku, hijab bukan lagi tentang kain yang menutupi rambutku, tetapi lebih kepada pencarian identitas dan pemahaman akan keyakinan diri,” ujarnya.

Meskipun memilih untuk melepas hijab, Zara juga menekankan bahwa ini bukanlah akhir dari perjalanan spiritualnya. Ia tetap membuka diri untuk kembali memakainya di masa depan, asalkan itu merupakan hasil dari keyakinan dan penemuan dirinya sendiri.

“Jikapun aku berkerudung lagi, itu harus datang dari pencarian keyakinan oleh diriku sendiri, bukan oleh permintaan lingkungan atau orang lain. Ijinkan aku memulai perjalanan pencarian ini dengan caraku sendiri,” tambahnya.

Namun, Zara juga meminta agar masyarakat tidak menyalahkan kedua orang tuanya atas keputusannya ini. Ia menegaskan bahwa Ridwan Kamil dan Atalia Praratya telah mendidiknya dengan baik, dan keputusan ini semata-mata merupakan pilihannya sendiri.

“Dukungan Anda sangat berarti bagi saya dalam perjalanan pencarian ini. Jangan menyalahkan orang tua aku, mereka mendidik aku untuk menjadi perempuan cerdas, berkarakter, dan beragama. Ini semua adalah pilihanku sendiri,” ungkapnya.

Respons terhadap keputusan Zara pun beragam. Meskipun banyak yang menyayangkan keputusannya, namun ada juga yang memberikan dukungan penuh atas keberaniannya dalam mengekspresikan diri. Salah satunya datang dari influencer Zhafira Aqyla, yang juga merupakan alumnus mahasiswa diaspora.

“Semoga kamu menemukan Allah dan cinta-Nya lagi dan lagi dalam perjalanan pencarian imanmu, Zara.

Iman tidak pernah mudah, apalagi sebagai minoritas Muslim, dan tantangan Anda sangat berbeda dengan tantangan di negara mayoritas Muslim,” tulis Zhafira di kolom komentar.

Keputusan Zara ini tidak hanya menjadi perbincangan hangat di media sosial, tetapi juga menggambarkan kompleksitas perjalanan spiritual dan identitas pribadi di tengah pergulatan individu dalam mencari jati diri.

Hal ini menjadi panggilan bagi masyarakat untuk lebih memahami dan menghargai kebebasan individu dalam mengekspresikan identitasnya.

- Advertisement -
Share This Article