Makna dan Filosofi Batik Parang: Warisan Budaya yang Menyimpan Nilai Luhur

Azzahra By Azzahra
4 Min Read
white black and brown textile

jfid – Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Batik memiliki berbagai macam motif atau corak yang mewakili daerah asal, sejarah, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Salah satu motif batik yang paling tua dan terkenal adalah batik parang.

Batik parang berasal dari Yogyakarta, sebagai peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam. Nama parang sendiri berasal dari kata pereng yang berarti lereng atau tebing batu karang.

Motif parang menggambarkan garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal, yang melambangkan penghormatan, cita-cita, dan kesetiaan pada nilai-nilai yang benar. Sementara dinamika polanya menggambarkan ketangkasan dan kewaspadaan.

Ad image

Pada zaman dahulu, batik parang hanya boleh digunakan oleh raja, keluarga keraton, atau ksatria kerajaan. Besar kecilnya parang juga melambangkan status sosial pemakainya dalam lingkup kerajaan.

Batik parang dianggap sebagai simbol keberanian, keadilan, dan kebijaksanaan. Garis-garis yang saling bersilangan diartikan sebagai representasi dari hubungan yang harmonis antara manusia dan alam semesta.

Batik parang memiliki beberapa jenis motif yang berbeda-beda, lengkap dengan filosofi dan maknanya yang berbeda pula.

Berikut adalah beberapa jenis motif batik parang beserta filosofi dan maknanya:

Parang Barong: Parang Barong diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma dan merupakan parang yang paling besar dan agung. Parang barong dianggap sakral dan digunakan dalam berbagai ritual keagamaan dan meditasi.

Parang Rusak: Parang Rusak tercipta ketika Panembahan Senopati melakukan meditasi di Pantai Selatan. Motifnya yang menyerupai huruf S dan menjalin lilitan ini terinspitasi dari ombak besar yang terus menghantam karang sampai karang tersebut rusak.

Parang rusak melambangkan semangat juang yang tak pernah menyerah, upaya memperbaiki diri, dan memperjuangkan kesejahteraan serta silaturahmi.

Parang Klitik: Parang Klitik merupakan parang yang paling kecil dan halus. Parang klitik melambangkan kerendahan hati, kesederhanaan, dan kelembutan.

Parang Slobog: Parang Slobog merupakan parang yang memiliki ruang kosong di antara garis-garisnya. Parang slobog melambangkan keterbukaan, kebebasan, dan keceriaan.

Parang Kusumo: Parang Kusumo merupakan parang yang memiliki motif bunga di antara garis-garisnya. Parang kusumo melambangkan keindahan, kesuburan, dan kemakmuran.

Parang Tuding: Parang Tuding merupakan parang yang memiliki motif tuding atau jarum di antara garis-garisnya. Parang tuding melambangkan ketajaman, ketelitian, dan kecerdasan.

Parang Pamor: Parang Pamor merupakan parang yang memiliki motif pamor atau kilauan di antara garis-garisnya. Parang pamor melambangkan kemuliaan, keagungan, dan kehormatan.

Parang Curigo: Parang Curigo merupakan parang yang memiliki motif curigo atau belah ketupat di antara garis-garisnya. Parang curigo melambangkan keseimbangan, keselarasan, dan keharmonisan.

Batik parang adalah salah satu motif batik yang memiliki makna dan filosofi yang mendalam. Batik parang tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menyimpan nilai luhur yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.

Batik parang adalah warisan budaya yang patut kita lestarikan dan banggakan sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.

Share This Article