Dunia Mau Masuk 2024, Ethiopia Masih Tahun 2016, Lah Kok Bisa

ZAJ
By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
7 Min Read
Lihat Ramalan Zodiakmu di Akhir 2023
Lihat Ramalan Zodiakmu di Akhir 2023
- Advertisement -

jfid – Saat sebagian besar negara di dunia bersiap-siap untuk menyambut tahun baru 2024, ada satu negara yang masih berada di tahun 2016.

Negara itu adalah Ethiopia, sebuah negara di Afrika Timur yang memiliki kalender unik dan berbeda dari kalender Gregorian yang umum digunakan di dunia.

Bagaimana bisa Ethiopia memiliki perbedaan waktu yang begitu besar dengan negara-negara lain? Apa sejarah dan makna di balik kalender Ethiopia? Simak ulasan berikut ini.

Kalender Ethiopia: Asal-usul dan Perhitungan

Ad imageAd image

Kalender Ethiopia adalah kalender matahari yang berasal dari kalender Mesir kuno, yang juga menjadi dasar kalender Koptik yang digunakan oleh Gereja Ortodoks Koptik di Mesir.

Kalender Ethiopia dan kalender Koptik memiliki banyak kesamaan, namun ada satu perbedaan utama yang membuat Ethiopia tertinggal tujuh atau delapan tahun dari kalender Gregorian. Perbedaan itu adalah perhitungan tanggal kelahiran Yesus Kristus.

Kalender Gregorian menghitung tahun pertama Masehi berdasarkan perhitungan Dionysius Exiguus, seorang biarawan Romawi yang hidup pada abad ke-6 M. Menurut Dionysius, Yesus lahir pada tahun 753 sejak berdirinya kota Roma, atau tahun 1 SM.

Namun, perhitungan ini dipertanyakan oleh banyak sejarawan, yang berpendapat bahwa Yesus sebenarnya lahir beberapa tahun sebelumnya, antara tahun 6 dan 4 SM.

Kalender Ethiopia, di sisi lain, menghitung tahun pertama Masehi berdasarkan perhitungan Anianus, seorang biarawan Mesir yang hidup pada abad ke-5 M. Menurut Anianus, Yesus lahir pada tahun 5500 sejak penciptaan dunia, atau tahun 8 SM.

Perbedaan ini menyebabkan kalender Ethiopia lebih tua tujuh atau delapan tahun dari kalender Gregorian, tergantung pada bulan dan hari dalam setahun.

Selain perbedaan tahun, kalender Ethiopia juga memiliki perbedaan bulan dan hari dengan kalender Gregorian.

Kalender Ethiopia memiliki 13 bulan dalam setahun, dengan 12 bulan yang masing-masing memiliki 30 hari, dan satu bulan yang memiliki lima atau enam hari, tergantung pada tahun kabisat.

Bulan terakhir ini disebut Pagume, yang berarti “tambahan” dalam bahasa Ge’ez, bahasa kuno yang digunakan dalam kalender Ethiopia. Nama-nama bulan lainnya dalam kalender Ethiopia adalah:

| No | Nama Bulan | Arti | Mulai Tanggal |
| 1 | Mascara | “Mulai” | 11 atau 12 September |
| 2 | Ṭəqəmt | “Tanam” | 11 atau 12 Oktober |
| 3 | Ḫədar | “Tanah” | 10 atau 11 November |
| 4 | Taḫśaś | “Pohon” | 10 atau 11 Desember |
| 5 | Ṭərr | “Ter” | 9 atau 10 Januari |
| 6 | Yäkatit | “Bunga” |8 atau 9 Februari |
| 7 | Mägabit | “Puasa” | 10 atau 11 Maret |
| 8 | Miyazya | “Bunga” | 9 atau 10 April |
| 9 | Gənbot | “Periode” | 9 atau 10 Mei |
| 10 | Säne | “Hujan” | 8 atau 9 Juni |
| 11 | Ḥamle | “Hujan” | 8 atau 9 Juli |
| 12 | Nähase | “Hujan” | 7 atau 8 Agustus |
| 13 | Pagume | “Tambahan” | 6 atau 7 September |

Kalender Ethiopia juga memiliki perbedaan hari dengan kalender Gregorian. Kalender Ethiopia menghitung hari mulai dari matahari terbit, bukan tengah malam. Selain itu, kalender Ethiopia menggunakan siklus tujuh tahun untuk menentukan tahun kabisat, bukan empat tahun seperti kalender Gregorian.

Tahun kabisat dalam kalender Ethiopia adalah tahun yang nomornya habis dibagi tujuh, misalnya tahun 2000, 2007, 2014, dan seterusnya. Pada tahun kabisat, bulan Pagume memiliki enam hari, bukan lima.

Kalender Ethiopia: Makna dan Perayaan

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article