jfid – Di tengah hiruk pikuk kehidupan politik Amerika Serikat (AS), sebuah demonstrasi besar-besaran terjadi di depan gedung American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), lembaga lobi Israel yang sangat berpengaruh.
Demonstrasi ini menjadi sorotan karena melibatkan warga AS yang mengecam dukungan negara mereka terhadap Israel.
Demonstrasi ini dipicu oleh konflik Israel-Hamas yang telah merenggut banyak nyawa dan menghancurkan infrastruktur di Gaza.
Para demonstran menyerukan agar AS berhenti mendanai operasi militer Israel. “Israel mengebom, AS yang bayar,” teriak mereka di tengah kerumunan.
Aksi protes ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, lebih dari 300 orang ditangkap oleh polisi Capitol selama demonstrasi skala besar terhadap perang Israel-Hamas.
Demonstrasi tersebut diikuti oleh ratusan orang yang berkumpul di dalam dan di luar kompleks Capitol AS, menyerukan agar konflik antara Israel dan Hamas diakhiri.
AIPAC, yang mewakili kurang dari 3% populasi AS, telah memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan luar negeri AS terhadap Israel dan Asia Barat.
Pengaruh ini terlihat dalam keputusan seperti pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem dan bantuan militer berkelanjutan untuk Israel.
AS telah memberikan lebih dari $260 miliar dalam bantuan militer dan ekonomi kepada Israel sejak Perang Dunia II, ditambah sekitar $10 miliar lagi untuk sistem pertahanan rudal seperti Iron Dome.
Pada tahun 2020, AS memberikan $3,8 miliar dalam bantuan kepada Israel, hampir semuanya adalah bantuan militer⁵.
Namun, para demonstran menuntut agar dana tersebut dialihkan untuk kepentingan dalam negeri AS.
Mereka berteriak, “Berapa banyak anak-anak yang kamu bunuh hari ini?” mengacu pada serangan bom oleh Israel yang telah merenggut banyak nyawa.
Demonstrasi ini menunjukkan bahwa warga AS semakin sadar dan kritis terhadap kebijakan luar negeri negaranya.
Mereka menuntut transparansi dan akuntabilitas atas penggunaan dana pajak mereka. Di tengah konflik yang semakin memanas, suara-suara ini semakin keras dan jelas, menuntut perubahan.