49 Hari Agresi di Gaza, Israel Habiskan Dana Rp747 T dan Ribuan Nyawa Tak Berdosa

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
3 Min Read
49 Hari Agresi Di Gaza, Israel Habiskan Dana Rp747 T Dan Ribuan Nyawa Tak Berdosa
49 Hari Agresi Di Gaza, Israel Habiskan Dana Rp747 T Dan Ribuan Nyawa Tak Berdosa
- Advertisement -

jfid – Gaza, sebuah wilayah yang terletak di tepi barat Laut Mediterania, menjadi saksi bisu dari kekejaman yang dilakukan oleh Israel selama 49 hari.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan udara dan artileri yang menghancurkan infrastruktur, rumah sakit, sekolah, masjid, dan tempat-tempat penting lainnya di Gaza.

Tujuan utama Israel adalah untuk menghancurkan Hamas, kelompok perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza.

Namun, korban yang jatuh tidak hanya dari pihak Hamas, melainkan juga dari warga sipil yang tak berdosa. Menurut otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 5.000 orang tewas akibat serangan Israel, termasuk 1.750 anak-anak dan 1.200 perempuan.

Ad image

Selain itu, lebih dari 15.000 orang luka-luka, dan sekitar 500.000 orang mengungsi akibat kehilangan tempat tinggal.

Di sisi lain, Israel juga mengalami kerugian yang besar, baik dari segi militer maupun ekonomi. Menurut laporan media Israel, sekitar 1.400 warga Israel tewas akibat serangan roket dan terowongan yang dilakukan oleh Hamas.

Selain itu, Israel juga harus mengeluarkan biaya sekitar USD 51 miliar atau setara Rp 747 triliun untuk membiayai perang ini. Biaya ini setara dengan 10 persen dari produk domestik bruto (PDB) Israel.

Perang ini juga menimbulkan dampak internasional yang luas. Banyak negara dan organisasi dunia yang mengutuk agresi Israel dan mendesak gencatan senjata segera dilakukan.

Paus Fransiskus, pemimpin gereja Katolik, menyebut perang ini sebagai “lebih dari perang”, dan menyerukan dialog damai antara kedua belah pihak.

PBB, Uni Eropa, Liga Arab, dan negara-negara tetangga juga turut menyuarakan keprihatinan dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza.

Namun, upaya diplomasi ini tampaknya tidak membuahkan hasil yang signifikan. Israel dan Hamas masih bersikeras untuk melanjutkan perang, dengan alasan membela hak dan kepentingan masing-masing.

Israel mengklaim bahwa perang ini adalah untuk melindungi warga sipilnya dari ancaman terorisme, sementara Hamas mengatakan bahwa perang ini adalah untuk membebaskan tanah airnya dari penjajahan.

Perang ini menjadi salah satu konflik terpanjang dan terparah antara Israel dan Palestina dalam sejarah. Perang ini juga menjadi bukti dari ketidakadilan, ketidakpedulian, dan ketidakberdayaan dunia internasional dalam menyelesaikan masalah Timur Tengah.

Perang ini juga menjadi tragedi kemanusiaan yang menyayat hati, yang menelan ribuan nyawa tak berdosa, dan menghancurkan harapan dan masa depan generasi muda Gaza.

- Advertisement -
Share This Article