jfid – Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini menyerang jutaan orang setiap tahun dan menimbulkan dampak kesehatan, sosial dan ekonomi yang besar.
Untuk mencegah dan mengendalikan penularan demam berdarah, diperlukan solusi yang efektif dan aman.
Salah satu solusi yang sedang dikembangkan oleh sekelompok peneliti internasional adalah dengan memanfaatkan bakteri endosimbion Wolbachia pipientis yang dapat menginfeksi nyamuk Aedes aegypti.
Bakteri ini dapat mengurangi kemampuan nyamuk untuk membawa dan menularkan virus dengue.
Dengan melepaskan nyamuk yang terinfeksi Wolbachia ke lingkungan, diharapkan dapat menggantikan populasi nyamuk yang rentan terhadap virus dengue.
Namun, sebelum melakukan uji coba lapangan, peneliti perlu memastikan bahwa strategi ini tidak menimbulkan risiko bagi manusia, hewan dan lingkungan.
Untuk itu, mereka melakukan penelitian sosial dan keterlibatan masyarakat yang intensif di Cairns, Australia Utara. Mereka juga melakukan serangkaian eksperimen untuk menilai aspek keamanan dari strategi ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Wolbachia tidak menular ke manusia atau hewan
Peneliti melakukan tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi keberadaan Wolbachia di dalam darah tikus yang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi Wolbachia.
Hasilnya negatif, artinya Wolbachia tidak dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Hal ini juga didukung oleh ukuran Wolbachia yang lebih besar dari saluran ludah nyamuk, sehingga tidak dapat bergerak bebas melalui saluran tersebut.
Wolbachia tidak berdampak negatif pada lingkungan
Peneliti melakukan analisis ekologi untuk mengetahui dampak dari pelepasan nyamuk yang terinfeksi Wolbachia terhadap rantai makanan dan keanekaragaman hayati.
Hasilnya menunjukkan bahwa nyamuk yang terinfeksi Wolbachia memiliki tingkat kelangsungan hidup, reproduksi, dan perilaku yang sama dengan nyamuk yang tidak terinfeksi.
Selain itu, nyamuk yang terinfeksi Wolbachia tidak memiliki keunggulan kompetitif atau adaptif yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Wolbachia tidak menyebabkan resistensi terhadap virus dengue
Peneliti melakukan analisis genetik untuk mengetahui apakah ada perubahan pada genom nyamuk yang terinfeksi Wolbachia yang dapat mempengaruhi interaksi dengan virus dengue.
Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara nyamuk yang terinfeksi Wolbachia dengan nyamuk yang tidak terinfeksi.
Hal ini menunjukkan bahwa Wolbachia tidak menyebabkan mutasi atau rekombinasi pada nyamuk yang dapat meningkatkan resistensi terhadap virus dengue.
Penelitian ini memberikan bukti ilmiah bahwa strategi berbasis Wolbachia untuk mengendalikan penularan demam berdarah oleh nyamuk Aedes memiliki risiko keamanan yang rendah.
Namun, peneliti juga menyadari bahwa penilaian risiko eksperimental memiliki keterbatasan dan tidak dapat mencakup semua kemungkinan skenario.
Oleh karena itu, mereka menekankan pentingnya melibatkan kepentingan dan kekhawatiran masyarakat dalam penelitian ilmiah.
Mereka juga mengajak para peneliti lain untuk mengulangi dan memverifikasi hasil penelitian mereka sebelum melakukan uji coba lapangan.