jfid – Sebuah masjid di kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat, tampak biasa saja dari luar. Namun, di bawah lantai masjid tersebut, ada sebuah kompleks teror rahasia yang digunakan oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ), dua kelompok militan Palestina yang bertekad untuk menghancurkan Israel.
Itulah yang dikatakan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang melancarkan serangan udara terhadap terowongan bawah tanah tersebut pada Minggu (22/10/2023) pagi. IDF mengatakan mereka mendapat informasi intelijen bahwa para militan sedang merencanakan serangan dalam waktu dekat.
“Intel baru-baru ini menerima laporan yang menunjukkan mereka, (yang) telah dinetralisir, sedang mengorganisir serangan yang akan segera terjadi,” kata IDF dalam sebuah pernyataan.
IDF merilis gambar yang dikatakan menunjukkan pintu masuk ke bunker di bawah masjid. Mereka juga merilis sebuah diagram yang dikatakan menunjukkan di mana para militan menyimpan senjata di sana.
Rekaman di media sosial, yang menunjukkan lokasi serangan udara, menunjukkan lubang menganga di satu dinding luar masjid, dikelilingi puing-puing. Beberapa warga Palestina melihat kerusakan yang terjadi, sementara sirene ambulans berbunyi di latar belakang.
Layanan ambulans Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan setidaknya satu warga Palestina tewas dan tiga lainnya terluka. Sebelumnya disebutkan bahwa dua orang tewas.
Serangan udara Israel ini merupakan yang kedua dalam beberapa hari terakhir yang menghantam Tepi Barat, tempat kekerasan meningkat sejak Hamas menerobos dan menyerang Israel melalui Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023).
Kamp pengungsi Jenin, yang diyakini sebagai markas militan Palestina, menjadi fokus operasi militer besar Israel awal tahun ini.
Siapa Hamas dan Jihad Islam Palestina?
Hamas dan PIJ adalah dua kelompok militan Palestina yang beroperasi di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Keduanya memiliki ideologi Islamis dan menolak pengakuan Israel sebagai negara.
Hamas berdiri pada 1987 pada permulaan intifada Palestina pertama melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dalam piagam pendiriannya, Hamas berkomitmen untuk menghancurkan Israel dan mendirikan negara Palestina di seluruh wilayah yang diduduki Israel sejak 1948.
Hamas memenangkan pemilihan umum Palestina pada 2006 dan mengambil alih pemerintahan Jalur Gaza pada 2007 setelah bentrokan dengan Fatah, partai sekuler yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas. Sejak itu, Hamas telah berperang dengan Israel beberapa kali, termasuk pada Mei 2021 ketika mereka menembakkan ribuan roket ke kota-kota Israel sebagai respons atas pengusiran warga Palestina dari Yerusalem Timur.
PIJ adalah kelompok militan yang lebih kecil dan lebih radikal daripada Hamas. PIJ didirikan pada 1979 oleh sekelompok mahasiswa Islam di Mesir sebagai cabang dari Gerakan Jihad Islam Mesir. PIJ berfokus pada perlawanan bersenjata melawan Israel dan tidak terlibat dalam politik Palestina.
PIJ memiliki hubungan dekat dengan Iran, yang memberikan dukungan finansial dan militer. PIJ juga bersekutu dengan Hizbullah, kelompok militan Syiah Lebanon yang juga didukung oleh Iran. PIJ sering berkoordinasi dengan Hamas dalam melancarkan serangan terhadap Israel, terutama melalui roket dan bom bunuh diri.
Apa dampak serangan Israel terhadap terowongan Hamas dan PIJ?
Serangan Israel terhadap terowongan Hamas dan PIJ di Jenin menunjukkan bahwa Israel tidak hanya mengincar Jalur Gaza, tetapi juga Tepi Barat, yang dianggap sebagai wilayah Palestina yang lebih moderat dan damai.
Serangan tersebut juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana para militan dapat membangun dan menyembunyikan terowongan bawah tanah di bawah masjid tanpa diketahui oleh otoritas Palestina atau Israel.
Serangan tersebut dapat meningkatkan ketegangan antara Israel dan Palestina, serta memicu kemarahan di kalangan warga Palestina yang merasa tempat ibadah mereka diserang oleh Israel.
Serangan tersebut juga dapat mempengaruhi proses perdamaian antara Israel dan Palestina, yang sudah stagnan sejak lama. Israel menganggap Hamas dan PIJ sebagai organisasi teroris yang harus dilenyapkan, sementara Palestina menganggap mereka sebagai pejuang perlawanan yang harus dilindungi.
Serangan tersebut juga dapat memicu reaksi dari Iran dan sekutunya, yang mendukung Hamas dan PIJ. Iran telah mengancam akan membalas setiap serangan Israel terhadap kepentingannya di kawasan.
Serangan tersebut juga dapat mempengaruhi situasi keamanan di kawasan, yang sudah tidak stabil akibat konflik di Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, dan Afghanistan. Serangan tersebut dapat meningkatkan risiko eskalasi militer dan kemanusiaan di Timur Tengah.