jfid – Prabowo Subianto, calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), belum mengumumkan siapa yang akan menjadi pendampingnya di Pilpres 2023. Namun, ada satu nama yang mengejutkan publik dan mengguncang dunia politik: Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo dan putra sulung Presiden Joko Widodo.
Bagaimana mungkin Prabowo, yang selama ini dikenal sebagai rival berat Jokowi, mau berpasangan dengan anaknya? Apa motif di balik pilihan Prabowo ini? Dan apa dampaknya bagi elektoral dan koalisi KIM?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, mari kita lihat plus minus Prabowo jadikan Gibran cawapres, berdasarkan hasil kajian jurnalfaktual.id,
Plus
Salah satu alasan Prabowo memilih Gibran adalah karena ia memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi di kalangan masyarakat, terutama di Jawa Tengah. Menurut survei Indo Barometer pada Februari 2023, Gibran menempati urutan kedua sebagai tokoh paling disukai masyarakat setelah Jokowi, dengan tingkat kepuasan kerja mencapai 82% .
“Gibran adalah aset politik yang sangat berharga bagi Prabowo. Ia bisa menarik suara dari basis Jokowi, yang masih sangat kuat di Jawa Tengah. Ia juga bisa mengimbangi popularitas Sandiaga Uno, cawapres dari kubu lawan,” kata Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika.
Selain itu, Gibran juga dapat menarik simpati dan dukungan dari relawan Jokowi, yang menganggap Prabowo sebagai sosok yang loyal dan berkomitmen kepada Jokowi. Hal ini terlihat dari pernyataan Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer, yang menyatakan siap mendukung Prabowo-Gibran jika terwujud.
“Prabowo adalah orang yang patut dihormati. Ia telah membuktikan kesetiaannya kepada Jokowi dengan menjadi Menteri Pertahanan. Ia juga telah mengakui kekalahan secara gentleman di Pilpres 2019. Kami yakin Prabowo akan melanjutkan visi dan misi Jokowi jika terpilih sebagai presiden,” ujar Immanuel.
Terakhir, Gibran juga dapat memberikan gambaran generasi muda yang berani dan inovatif dalam memimpin bangsa. Gibran dikenal sebagai sosok yang visioner dan kreatif dalam mengembangkan Solo sebagai kota budaya dan pariwisata. Ia juga memiliki latar belakang bisnis yang sukses di bidang kuliner dan properti.
“Gibran adalah representasi dari generasi milenial yang memiliki semangat dan ide-ide segar untuk memajukan Indonesia. Ia bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda lainnya untuk berpartisipasi dalam politik dan pembangunan nasional,” kata Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelora.
Minus
Namun, tidak semua orang menyambut baik rencana Prabowo jadikan Gibran cawapres. Ada beberapa hambatan dan tantangan yang harus dihadapi oleh Prabowo jika ingin mewujudkan duet ini.
Pertama, Gibran harus mendapat restu dari Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, yang belum memberikan sinyal positif untuk melepas Gibran ke KIM.
“Megawati adalah orang yang sangat berpengaruh di PDIP. Jika ia tidak setuju dengan Prabowo-Gibran, maka sulit bagi Gibran untuk maju sebagai cawapres.” kata Boni Hargens, Pengamat Politik dari Universitas Indonesia.
“MK harus berhati-hati dalam mengambil keputusan tentang batas usia minimal cawapres. Jika MK memutuskan untuk menghapusnya, maka MK harus memberikan alasan yang kuat dan rasional. Jika tidak, maka MK akan dicurigai sebagai alat politik Prabowo untuk mengangkat Gibran sebagai cawapres,” kata Refly Harun, Pakar Hukum Tata Negara.
Gibran harus bersaing dengan nama-nama lain yang juga diusulkan oleh partai-partai anggota KIM, seperti Khofifah Indar Parawansa, Erick Thohir, dan Airlangga Hartarto. Ketiga nama ini juga memiliki basis elektoral dan pengalaman politik yang tidak kalah kuat dari Gibran .
“Prabowo tidak bisa seenaknya sendiri dalam menentukan cawapresnya. Ia harus menghormati aspirasi dan kontribusi dari partai-partai pendukungnya. Ia juga harus mempertimbangkan kriteria dan kualitas dari calon-calon cawapres yang ada,” kata Andi Arief, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.
Gibran harus menghadapi kritik dan penolakan dari sebagian pendukung Prabowo, yang menganggapnya sebagai boneka Jokowi dan PDIP. Mereka khawatir Prabowo akan kehilangan identitas dan ideologinya sebagai oposisi jika berpasangan dengan Gibran.
“Prabowo akan kehilangan suara dari basis Islam dan nasionalis jika jadi memilih Gibran. Mereka akan merasa dikhianati oleh Prabowo, yang selama ini menjadi simbol perlawanan terhadap Jokowi dan PDIP. Mereka akan beralih ke kubu lawan atau golput,” kata Rocky Gerung, Pengamat Politik dan Budaya.
Prabowo-Gibran adalah pasangan yang menarik dan kontroversial di Pilpres 2024. Mereka memiliki plus minus yang harus dipertimbangkan oleh Prabowo sebelum mengumumkan keputusannya.
Apakah Prabowo-Gibran akan menjadi duet maut yang bisa mengalahkan lawan-lawannya? Atau apakah Prabowo-Gibran hanya mimpi buruk yang akan menghancurkan karier politik mereka? Kita tunggu saja jawabannya.