jfid – China semakin gencar mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menyaingi negara-negara maju lainnya.
Baru-baru ini, China meluncurkan sebuah platform AI baru yang diklaim mampu berinteraksi dengan pengguna secara alami dan cerdas.
Platform AI ini bernama ChinGPT dan merupakan saingan baru bagi ChatGPT dan Google Bard, dua platform AI populer yang dibuat oleh OpenAI dan Google.
ChinGPT adalah sebuah model bahasa besar (large language model) yang dilatih menggunakan data teks dari berbagai sumber, termasuk media sosial, buku, artikel, dan lain-lain.
ChinGPT menggunakan teknik deep learning untuk mempelajari pola-pola bahasa dan kemudian menghasilkan tanggapan yang sesuai dengan permintaan atau pertanyaan pengguna.
ChinGPT dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti membantu penulisan, belajar, hiburan, dan bisnis.
Menurut laporan dari China Daily, ChinGPT dibuat oleh sebuah perusahaan teknologi bernama ChinAI yang didirikan oleh sekelompok ilmuwan dan insinyur AI asal China. ChinAI mengklaim bahwa ChinGPT memiliki keunggulan dibandingkan dengan ChatGPT dan Google Bard, yaitu:
- ChinGPT dapat berbicara dalam bahasa Mandarin dan Inggris dengan lancar dan akurat. ChinGPT juga dapat menerjemahkan antara kedua bahasa tersebut secara otomatis.
- ChinGPT memiliki pengetahuan yang lebih luas dan mendalam tentang budaya, sejarah, geografi, politik, ekonomi, dan sosial China. ChinGPT dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan topik-topik tersebut dengan mudah dan benar.
- ChinGPT lebih kreatif dan inovatif dalam menghasilkan konten. ChinGPT dapat menulis puisi, cerita, lagu, kode, esai, parodi selebriti, dan lain-lain dengan menggunakan kata-kata dan gaya bahasa yang menarik dan unik.
ChinAI mengatakan bahwa ChinGPT telah diuji coba oleh sejumlah pengguna terpilih di China dan mendapatkan respons yang positif.
ChinAI berencana untuk membuka akses ChinGPT secara bertahap kepada publik dalam waktu dekat. ChinAI juga berharap bahwa ChinGPT dapat menjadi platform AI global yang dapat digunakan oleh siapa saja di mana saja.
Namun, tidak semua orang menyambut baik kehadiran ChinGPT. Beberapa ahli dan pengamat mengkhawatirkan bahwa ChinGPT dapat menjadi alat propaganda atau disinformasi yang digunakan oleh pemerintah China untuk mempengaruhi opini publik.
Beberapa orang juga meragukan keandalan dan keamanan ChinGPT, mengingat bahwa model bahasa besar dapat mengandung bias atau kesalahan yang berasal dari data pelatihannya.
Selain itu, beberapa orang juga merasa khawatir bahwa ChinGPT dapat mengancam privasi atau hak cipta pengguna.
AtasDengan demikian, ChinGPT menjadi platform AI baru yang menarik perhatian dunia. Apakah ChinGPT akan mampu mengalahkan ChatGPT dan Google Bard dalam persaingan pasar AI? Atau apakah ChinGPT akan menimbulkan masalah atau kontroversi yang lebih besar? Hanya waktu yang dapat menjawabnya.