Koin Muktamar, NU Pasti Mandiri 

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
8 Min Read
- Advertisement -

Oleh: Suaeb Qury
jf.id – Kemandirian sudah saatnya ditunjukan oleh jamiyah Nadlatul ulama. Dan bukan sekedar berkata-kata, bukti kemandirian itu telah dicanangkan menjelang Muktamar ke – 34 ini. Tanpa disadari, bahwa sesungguhnya NU sejak lama adalah simbol kemandirian baik secara finansial maupun gerakan, sejak awal berdirinya NU dan menjelang usia satu abad, telah menjelma menjadi tongkat yang tetap berdiri tegak meski diterpa ombak dari arah manapun.

Kemandirian ekonomi merupakan prasyarat bagi kemandirian politik kebangsaan bagi NU. Bukan tanpa dasar kemandirian ekonomi bagi NU juga, sejak awal telah diletakkan sebagai spirit perjuangan bagi jamiyah  Nadlatul Ulama. Apa yang dititipkan oleh para kiyai Wahab Hasbullah dengan Nahdlat tujjar adalah  panji gerakan dan penguatan ekonomi jamiyah dan keumatan.

Awal yang mulia, apa yang telah
diletakkan oleh para kiyai (Ketua Umum PB NU)  dan penggagas koin muktamar ke-34 NU adalah senjata kebangkitan yang hendak dicapai untuk menatap masa depan NU yang berkelanjutan, dengan membangun keyakinan bahwa ber -NU dan ber- Muktamar dengan koin yang lahir dari keinginan tulus dari warga NU dan warga bangsa. Bukan tidak mungkin tercapai dan pasti bisa.

Sebagai ilustrasi dan narasi awal yang diyakini oleh dan sekaligus pelopor utama Koin Muktamar. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj adalah spirit mengajak masyarakat untuk ikut serta  meramaikan Muktamar ke-34 NU yang dimulai dengan menyukseskan gerakan Koin Muktamar NU.

Ad image

Bukan tanpa dasar, koin muktamar NU dimaknai sebagai terobosan dalam upaya membangun kemandirian NU slogan “Mari kita sukseskan Muktamar NU ke-34 dengan ikut berpartisipasi melalui gerakan Koin Muktamar agar kita mendapatkan berkah dari Allah dan mendapatkan rahmat-Nya fid dunia wal akhirat. Koin Muktamar ” dari NU, oleh NU, untuk NU”. Jargon ini dimaknai sebagai titik puncak menjelang satu abad NU mengabdi untuk bangsa dan Negara.

Sebagaimana diketahui, salah satu hasil rapat gabungan Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU pada November memutuskan bahwa pembiayaan Muktamar ke-34 NU ialah melalui program ‘Koin Muktamar NU’, Muktamar ke-34 NU ini dilaksanakan pada 22 sampai 27 Oktober 2020 di Lampung.  “Pembiayaan pelaksanaan muktamar diharapkan berasal dari koin untuk muktamar. Jadi, semua warga NU di seluruh penjuru dunia diharapkan bergotong-royong menyukseskannya.

Dalam upaya menertibkan pemasukan atau donasi dari masyarakat, PBNU telah mengamanatkan kepada NU-Care Lazisnu. Untuk itu, kepada siapa saja yang ingin menyukseskan jalannya Muktamar NU, donasi Anda harap disalurkan melalui laman koin.nucare.id. Sebagai informasi, gerakan Koin Muktamar merupakan ikhtiar berkesinambungan guna mencapai kemandirian finansial NU. Semenjak peluncuran program nasional Koin NU, terbukti telah menghasilkan capaian yang cukup signifikan, baik dari sisi manajerial, penghimpunan, program hingga pelaporan. 

Semangat Koin NU bermula dari Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, yang diinisiasi Ketua PCNU Sukabumi, Abuya Abdul Basith. Buya Basith, dalam buku Membumikan Sedekah, mengajarkan warga Desa Nanggerang untuk menyisihkan 2,5 persen per hari dari penghasilan satu keluarga 500 ribu.
Koin NU secara tidak langsung adalah upaya untuk meraih kemerdekaan dan mengembangkan potensi bangsa di berbagai bidang kehidupan, khususnya pembinaan moral, pengembangan pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi umat.

Selama lebih kurang 92 tahun, prestasi NU di bidang pendidikan dan kebangsaan sudah teruji. Namun dalam konteks pemberdayaan ekonomi umat, prestasinya masih belum banyak bukti.Oleh sebab itu, penguatan bidang ekonomi ini harus dirintis dan dijalankan secara konsisten, dan intensif. Koin kemandirian bisa menjadi gerakan kolektif yang dilakukan secara massif oleh seluruh warga NU dengan memanfaatkan jaringan struktural yang ada.

Jaringan struktur NU yang paling tepat menggerakkan koin kemandirian adalah Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) mulai dari pusat sampai ranting (desa).
Sebagaimana yang kita tahu, kebanyakan warga NU berada di pedesaan dan berprofesi sebagai petani.

Selain itu, saat ini tidak sedikit warga NU yang hidup di kota yang bergerak di bidang-bidang jasa dan industri. Mereka juga tidak bisa diremehkan. Namun, jika dibandingkan dengan yang ada di pedesaan, jumlah mereka tentu masih kalauh jauh. itu, perlu upaya yang masif dan sistematis –terutama PBNU- untuk memberdayakan mayoritas warga NU tersebut sehingga mereka memiliki ekonomi yang kuat dan mandiri. Tapi, bagaimana caranya?  Dan harus dimulai dari mana?

Menjangkau Masyarakat Desa
Distribusi informasi untuk masyarakat desa perlu diperkuat. Selain sebagai pengarusutamaan lewat pelbagai strategi terutama memanfaatkan teknologi di tengah era 4.0 ini. Masyarakat desa juga perlu mengetahui hal ini sebagai basis utama untuk memulai menjalankan kemandirian NU.

Membagun keyakinan bahwa koin muktamar bisa dilakukan dengan banyak cara, bisa dengan sosialisasi Koin Muktamar NU terutama di media sosial. Begitu juga dengan bersinergi dengan influencer-influencer NU, jejaring netizen NU serta membentuk tim yang khusus bertugas memproduksi poster dan meme terkait dengan koin muktamar.

Bukan tidak mungkin dan akan mudah dilakukan juga oleh Lembaga dan Banom yang terlibat, membuat poster dan meme masing-masing dengan logo Lembaga/Banom, logo NU Care-LAZISNU.

Membangkitkan inovasi dan kreativitas  dengan jargon koin muktamar kemandirian,  bisa juga dengan konten video. Dan ajakan melalui Video bisa dilakukan oleh pengurus harian PBNU, pengurus wilayah,  pengurus Lembaga/Banom di tingkat kabupaten sampai ranting. 

Dan inilah saatnya NU memaksimalkan prangkat yang ada dengan mendemonstratifkan dan melibatkan endorser-endorser NU. Kemampuan utama adalah kreativitas dan semua itu telah dimiliki oleh NU, bagaiamana memaksimalkan media cetak, seperti iklan di majalah Risalah NU, majalah NU Care-LAZISNU dan begitu juga per semester dan tentu saja media mainstream lainnya. Ada juga media dan materi online NU, dan E-Buletin NU serta Care-LAZISNU Website Nucare.id, Media Online Mainstream lainnya.

Semoga setiap rupiah yang kita donasikan dan sumbangkan bagi penyelenggaraan Muktamar dalam gerakan koin muktamar adalah bagian dari keikutsertaan dan cita-cita mewujudkan mimpi besar dan sekaligus  meneruskan apa yang telah menjadi amanah dari Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari dan para ulama kita dalam menghidupkan Nadlatul Ulama dari diri dan warga jamiyah NU.

Dan semoga dengan jalan yang suci membangun kesatuan amaliyah dan fikrah nahdiyah serta pintu jalan amaljariyah wal nahdiyah yakni koin muktamar adalah bagian terbesar dari sejarah baru kebangkitan NU di era baru yang dihadapkan pada tantangan kemandirian Ekonomi yang berbasis inovasi di era 4.0 adalah tekad bersama warga NU sedunia. Inilah saatnya NU menjadi icon yang hidup dari semangat masa lalu dan bangkit maju dengan lompatan lebih jauh.

Tentang Penulis: Suaeb Qury, Ketua LTN NU NTB

- Advertisement -
Share This Article