PKC PMII Bali Nusra Gelar Dialog Publik Bertajuk “Upaya Antisipasi Konflik Komunal”

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
- Advertisement -

Jf.id – Pengurus Kordinator Cabang (PKC) Bali Nursa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengelar Dialog Publik dengan tema, “Penggalangan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat Dan Tokoh Pemuda Dalam Upaya Antisipasi Konflik Komunal”.

Hal demikian, Soeharto Azis ketua PKC Bali Nusra, ia menyampaikan dalam sambutannya, kenapa kemudian kami angkat tema seperti ini, karena ini adalah soal ras, soal suku, di Lombok yang berperan secara kelembagaan dan ini kemudian masuk dalam jenis konflik komunal yang kerap kali berbeda pandangan sehingga timbul konflik karena mereka main ego.

“Maka penting bagi kita Mahasiswa dan pemuda untuk menjadi penengah dan memberi solusi yang solutif terkait dengan konflik komunal tersebut” ucap Azis, Kamis (30/01).

Ia mengharakan, PKC PMII Bali Nusra dan kepada kita semua untuk memberikan distribusi baik secara pemikiran maupun moril kepada daerah kita ini.

Ad image

“Mahasiswa hari ini harus mampu membuat bualding baru, pemikiran baru serta inisiatif yang lebih baik untuk terus memberikan kontribusi terhadap daerah ini, untuk menyatukan persepsi antar komunitas ataupun kelembagaan pemerintah agar konflik komunal ini tidak lagi menjadi penghambat kemajuan daerah,” tegas Azis Muslim ketua PKC PMII Bali Nusra.

Selain itu, Muh. Zakaria
Korem (TNI AD), ia menjelaskan, salah satu konflik pergantian nama bandara yang ada di Lombok Tengah sebagai salah satu konflik komunal yang kerap kali jadi perbincangan publik, sebenarnya itu tidak seharusnya dipermasalhkan, apalagi dikaitkan dengan kepentingan politik praktis.

“Maka penting bagai mahasiswa hadir untuk membawa perdamaian, hadir sebaga jalan tengah untuk mengantisipasi konflik komunal yang ada,” Muh. Zakaria.

“Hal tersbut menjadi PR kita bersama untuk terus menjaganya, kita mesti mengedepankan musyawarh dalam membahas sesuatu, tidak dengan cara yang keluar dari nilai toleransi ataupun yang tidak beretika,” tambahnya.

Selain itu, Bidang kepemerintahan Kesbangpoldagri, Sarudi menjelaskan, bicara soal konflik ini tidak lepas dari pemicu, maka hari ini kita akan mencoba untuk membahas beberapa hal termasuk keterlibatan atau fungsi kesbangpoldagri dalam menjaga ketentraman.

“Pemicu konflik yang terjadi sering kali dilakukan oleh oknum yang tidak sadar bahwa ada potensi iternal pada komunal tapi lebih mengedepankan ego dan menggangap harga diri komunitas tersebut. Maka hal tersebut kita harus menyikapi dengan nilai tolerasi yang tinggi,” ungkapnya.

Kendati demikian, tidah hanya itu dari Bidang akademisi, Samsul menyampaikan, bahwa dalam mengatasi konflik tentu peran daripada pemuda dan mahasiswa hadir membicarakan hal tersebut. Tapi lebih kepada bagaimana kita sebagai generasi muda itu mampu menjadi trendsetter bagi generasi yang lain dalam hal mempelopori perdamaian karena perdamaian itu adalah surganya dunia kalau tidak ada perdamaian maka tentu di mana-mana akan terjadi kerusuhan.

“Karena itulah pemuda dan mahasiswa itu juga harus diberikan ruang-ruang untuk memberiakan kontribusi ril demi kemajuan bangsa dan terlebih daerah kita sendiri di NTB,” tandas Samsul.

Laporan: Lalu Nursaid

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article