Pendataan P3K Paruh Waktu Bak Pasar Tumpah, Guru Honorer Bangkalan Keluhkan Fasilitas Minim

Redaksi
By Redaksi
2 Min Read
Pendataan P3K Paruh Waktu Bak Pasar Tumpah, Guru Honorer Bangkalan Keluhkan Fasilitas Minim (Ilustrasi)
Pendataan P3K Paruh Waktu Bak Pasar Tumpah, Guru Honorer Bangkalan Keluhkan Fasilitas Minim (Ilustrasi)
- Advertisement -

Jfid – Proses pendataan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu di Kabupaten Bangkalan menuai keluhan dari para guru.

Ratusan tenaga pendidik dan tenaga teknis di lingkungan Dinas Pendidikan harus berdesakan sejak pagi, sementara fasilitas yang disediakan dinilai sangat minim.

Banyak guru terpaksa berdiri berjam-jam karena kursi yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah peserta. Bahkan, sejumlah guru yang sedang hamil ikut antre hingga terlihat sempoyongan.

Kondisi ini memunculkan kritik tajam dari peserta yang hadir. Alimudin, salah satu guru honorer, menyayangkan penyelenggaraan pendataan yang dinilainya kurang profesional.

“Seolah-olah kami takut tidak terdata, padahal datanya sudah ada. Kalau dari awal diatur per kecamatan pasti lebih tertib. Apalagi banyak ibu hamil yang ikut berdiri, ini jelas kurang manusiawi,” ungkapnya, Rabu (27/8/2025).

Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Bangkalan, Moh Yakub, menjelaskan bahwa verifikasi dilakukan untuk memastikan keberadaan guru maupun tenaga teknis yang terdata sebagai calon PPPK.

“Pendataan ini mencakup guru paruh waktu dan juga tenaga teknis di Dinas Pendidikan. Salah satu persyaratan yang kami pastikan adalah SK PTTPK dari masing-masing kepala sekolah atau lembaga yang berwenang,” jelasnya.

Yakub menyebut, jumlah peserta yang diverifikasi mencapai lebih dari 1.800 orang, terdiri dari kategori R2 sebanyak 220 orang dan R3 sekitar 1.630 orang.

“Verifikasi ini penting agar ada kepastian. Sebab ada informasi beberapa guru yang menerima SK PTTPK, tetapi ternyata tidak berada di sini. Kalau tidak ada kejelasan dan mereka tidak hadir, tentu tidak bisa kami usulkan,” tegasnya.

Terkait keluhan soal kurangnya kursi dan fasilitas, Yakub tidak menampik adanya keterbatasan teknis di lapangan.

“Memang kegiatan ini sifatnya mendadak, jadi dari sisi akomodasi tidak maksimal. Kami sudah sampaikan agar peserta antre dengan tertib, bukan berdesakan. Kondisi ibu hamil yang sampai sempoyongan itu memang di luar kendali teknis kami, tapi akan menjadi evaluasi ke depan,” pungkasnya.

Penulis: Syahril

- Advertisement -
Share This Article